Find Us On Social Media :

Dari Kremasi Paksa Jenazah Muslim Korban Covid-19 Hingga Tutup Madrasah, Negara Ini Menjelma Jadi Sangat Anti-Muslim dalam 2 Tahun, Ini Pemicunya

By Ade S, Selasa, 1 Juni 2021 | 19:17 WIB

Umat Islam Sri Lanka menjadi korban kebijakan diskriminatif pemerintah.

Sebab, kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga berpenghasilan rendah yang tinggal di rumah kontrakan, khususnya di perkotaan.

Serangan Paskah

Retorikan anti-Muslim di Sri Lankan ini, jika dirunut akarnya, akan mengarah pada gelombang bom bunuh diri yang melanda Kolombo dan Batticaloa pada Minggu Paskah, April 2019.

Para politisi dan elite Sri Lanka kemudian menyalahkan kebangkitan gerakan Salafi dan madrasah yang dianggap secara terbuka mengajarkan ekstremisme Islam.

Beberapa bulan usai serangan di Minggu Paskah tersebut, tepatnya pada November 2019, Gotabaya Rajapaksa terpilih menjadi Presiden Sri Lanka.

Sang Presiden, dalam kampanyenya menjanjikan tindakan keras terhadap ekstremisme.

Dengan latar belakang karier yang pelanggaran hak asasi manusia juga berdarah-darah, Rajapaksa pun akhirnya menjalankan janji politisnya.

Umat Islam di Sri Lanka pun pada akhirnya masuk daftar kelompok minoritas Muslim yang menjadi korban diskrimatif berikutnya.

Baca Juga: Malu Melihat Banyak Rakyat India Dukung Israel Karena Aniaya Umat Muslim, Duta Besar India di Oman Angkat Suara Ungkap Fakta Sebenarnya Ini