Find Us On Social Media :

Selama Pemerintahan Gus Dur Hubungan Israel-Indonesia Pernah Mencapai Titik Hangatnya

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 24 Mei 2021 | 16:52 WIB

Konflik Isrel dan Palestina

"Dengan syarat kita dilibatkan dalam proses perdamaian di Timur Tengah. Maksudnya, kita sebagai negara muslim terbesar di dunia, ikut didengar," ujar Alwi Shihab di Wisma Negara (25/10/1999).

Sebelum pernyataan Alwi, Gus Dur melakukan pertemuan dengan 16 Duta Besar negara-negara Arab, termasuk Dubes Palestina saat itu, Ribhi Y Awad.

Menurut Awad, Gus Dur mengatakan bahwa Indonesia tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebelum bangsa Palestina mendapatkan kemerdekaan sepenuhnya.

Adapun definisi kemerdekaan yang dimaksud adalah berdirinya negara Palestina dengan ibu kota Jerussalem.

Baca Juga: Israel dan Hamas Sama-sama Klaim Kemenangan, Warga Palestina: Bagaimana dengan Keluarga Kami yang Tewas? Bagaimana Kalian Membayarnya?

Selain itu, lanjut Awad, Indonesia juga tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebelum dikembalikannya seluruh wilayah Arab yang diduduki Israel, termasuk Dataran Tinggi Golan dan dipulangkannya atau dibebaskannya semua tawanan Palestina oleh Israel.

Tapi sayang karena kebijakan itu banyak yang menuduh Gus Dur sebagai antek Yahudi karena banyak yang tidak tahu maksud dari kerjasama itu.

Menurut Yenny Wahid, Gus Dur bukanlah antek Yahudi atau Israel.

Ia mengatakan, Gus Dur mendukung kedaulatan penuh terhadap Palestina.

"Ayah saya sejak tahun 1980-an sudah membela Palestina. Bahkan ayah saya yang membiayai Dubes Palestina di Indonesia," terangnya. 

Baca Juga: Terang-terangan Berkhianat, Kaum Ekstrimis Yahudi Israel Serbu Masjid Al-Aqsa Dibantu Polisi Israel

(*)