Intisari-Online.com -Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengungkap akar konflik Israel dengan negaranya.
Dia mengatakan, inti konflik ini adalah wilayah Yerusalem.
"Pendudukan Israel yang terus berlanjut, pembangunan pemukiman dan blokade di Jalur Gaza adalah penyebab utama dari semua masalah dan siklus konflik yang sedang berlangsung," kata al-Maliki, dalam pernyataannya dikutip dari Anadolu Agency.
Israel semakin lama meningkatkan keberadaan penduduknya di kawasan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.
Baca Juga: Terang-terangan Berkhianat, Kaum Ekstrimis Yahudi Israel Serbu Masjid Al-Aqsa Dibantu Polisi Israel
Seperti diketahui, konflik Israel dan Palestina sudah berlarut-larut, bahkan sejarah mencatat Presiden Indonesia pertama Soekarno sangat mendukung kemerdekaan Palestina
Dukungan Soekarno Terhadap Palestina
Dilansir dari Harian Kompas, 3 Februari 2018, dukungan Bung Karno terhadap Palestina ditunjukkan saat mulai menggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1953.
Sejak awal, Indonesia dan Pakistan menjadi garda terdepan menolak keikutsertaan Israel dalam KAA karena Israel merupakan penjajah terhadap negara-negara Arab.
Baca Juga: Mantan Pilot AU Israel Mengaku: 'Kamilah Teroris Sebenarnya'
Kemudian, dalam forum KAA pada 1955 di Bandung, Soekarno keras mengecam segala bentuk penjajahan, termasuk penjajahan Israel terhadap Palestina.
Melalui KAA, Soekarno membentuk poros anti-imperialisme sehingga negara-negara Asia-Afrika dapat terbebas dari penjajahan.
Lalu pada 1958, Indonesia sebenarnya memiliki asa untuk lolos ke Putaran Final Piala Dunia, namun sirna setelah menolak bertanding dengan Israel.
Alasannya, apabila bertanding dengan Israel, maka sama saja mengakui keberadaan negara tersebut.
Baca Juga: Gerakan Intifada: Perlawanan Rakyat Palestina terhadap Israel yang Renggut Ribuan Nyawa
Mundurnya Timnas Indonesia itu karena perintah langsung Soekarno.
Tak Memberikan Visa
Dukungan terhadap Palestina kembali dilakukan Bung Karno ketika Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games IV pada 1962.
Caranya, pemerintah Indonesia tak memberikan visa kepada kontingen Israel dengan alasan Indonesia tak mempunyai hubungan diplomatik alias politik luar negeri Indonesia menolak mengakui Israel.
Akibatnya, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menskors keanggotaan Indonesia dengan batas waktu yang tak ditentukan.
Perjuangan Soekarno dalam upaya kemerdekaan Palestina tidak pernah redup.
Ia menggunakan jalur diplomasi negara-negara Asia-Afrika dan menggalang dana untuk Palestina.
Indonesia juga menjadikan dua organisasi lain sebagai kanal untuk menyuarakan kemerdekaan Palestina, yaitu Organisasi Indonesia untuk Setiakawanan Rakyat Asia-Afrika (OISRAA) dan Organisasi Solidaritas Rakyat Asia-Afrika (AAPSO).
Sebagai informasi, Palestina termasuk salah satu bangsa yang pertama kali mendukung kemerdekaan Republik Indonesia bersama negara-negara Liga Arab lainnya.
(*)