Find Us On Social Media :

Masih Terbilang Negara Miskin, Kelainan Kebutaan di Timor Leste Ternyata Tunjukkan Angka yang Memprihatinkan

By Maymunah Nasution, Jumat, 21 Mei 2021 | 15:20 WIB

Anak kecil di Timor Leste terlihat kelaparan dan kurang gizi, tak hanya masalah gizi saja, orang dewasa di Timor Leste juga mengalami kerusakan penglihatan sejak usia 40 tahun

Intisari-online.com - Populasi Timor Leste masih memiliki masalah kesehatan mata yang serius dan kematian akibat penyakit mata.

Tahun dari 2010, tingkat kebutaan di orang dewasa berusia 40 tahun ke atas adalah 3.6% dan katarak adalah penyebab paling umum dari kebutaan.

Mengutip Jurnal di NCBI mengenai asal-usul warga Timor Leste yang terbit tahun 2015, meskipun degenerasi penglihatan berdasarkan usia adalah penyebab utama kebutaan di negara berkembang, dan menjadi penyebab utama ketiga di seluruh dunia, ada tingkat yang memang lebih tinggi di Timor Leste.

Para peneliti kemudian membuat teori jika genetik warga Timor Leste berpengaruh atas hal ini.

Baca Juga: Padahal Ekspor Utamanya Adalah Minyak Mentah, Tapi Mengapa Timor Leste Tetap Jadi Negara Termiskin di Dunia?

Timor Leste yang terletak di Asia Tenggara dihuni oleh populasi etnis yang beragam yang ternyata belum dikenali genetisnya.

Sebelumnya, ada penelitian yang membahas perbedaan genetis antara warga Timor Leste dengan negara-negara tetangganya yang ternyata cukup besar.

Itulah sebabnya warga Timor Leste memiliki perbedaan yang cukup mencolok dengan warga Indonesia maupun Australia, negara-negara yang lokasinya paling berdekatan dengan mereka.

Hasil penelitian tunjukkan jika asal-usul warga Timor Leste pria kebanyakan adalah dari Asia (69%), diikuti dari Oseania (17%), Afrika (13%) dan persentase kecil Eurasia (1%).

Baca Juga: Rekam Musik dalam Gua, Beginilah Pejuang Timor Leste Melawan Tentara Indonesia untuk Merdeka

Melihat angka ini kemungkinan migrasi yang terjadi beberapa kali dari individu pria yang terkait dari Asia dan bagian dari Dunia Lama telah mengisi pulau tersebut.

Hal ini sejalan dengan kejadian pra-sejarah dan kejadian sejarahnya.

Kemudian data mendapatkan keterangan jika warga Timor Leste paling mirip dengan Papua, kemudian dengan She, Tujia, Dai, dan China Han.

Populasi Timor Leste juga tunjukkan kemiripan dengan leluhur Melanesia dan Papua, tapi lebih dekat ke Papua.

Baca Juga: F-FDTL vs PNTL: 200 Perwira Absen selama Krisis Militer Timor Leste 2006

Pemetaan leluhur juga tunjukkan meski banyak kemiripan warga Timor dengan Papua dan Melanesia, ada kemiripan besar mereka dengan kelompok leluhur China Han dan kemudian Kamboja.

Sedangkan analisis DNA yang dilakukan para peneliti tersebut tunjukkan jika populasi Timor Leste memiliki sejarah alam yang kompleks.

Sejumlah garis keturunan ternyata berasal dari Asia Timur, Malaysia, dan Oseania untuk keturunan pria, sedangkan untuk keturunan pria kebanyakan berasal dari Asia Barat, Oseania, dan Asia Timur terutama China.

Selanjutnya peneliti temukan beberapa penyebab mengapa tingkat kebutaan di Timor Leste terbilang tinggi.

Baca Juga: Demi Menyenangkan Mayoritas Agama di Timor Leste, Ternyata Ini Cerita di Balik Pembangunan Patung Cristo Rei Dili

Dari data DNA penduduknya dilihat jika leluhur warga Timor Leste memiliki kerentanan yang rendah terhadap penurunan daya penglihatan seiring bertambahnya usia.

Angka kerentanan leluhur Timor Leste tersebut bahkan jauh lebih rendah daripada angka kerentanan leluhur Kaukasia yang kini tinggal di Eropa.

Peneliti akhirnya menghubungkan tingkat kebutaan ini dengan pengaruh kondisi lingkungan.

Mengutip Wikipedia, Timor Leste menjadi lokasi tertua untuk aktivitas manusia modern di maritim Asia Tenggara.

Baca Juga: Cerita Anak-anak Timor Leste yang Dicuri Tentara Indonesia, Dijadikan Anak hingga Pembantu

Diyakini leluhur dari tiga gelombang migrasi masih hidup di Timor Leste.

Pertama digambarkan oleh antropolog sebagai warga tipe Veddo-Australoid.

Kemudian pada tahun 3000 Sebelum Masehi (SM), migrasi kedua membawa warga Melanesians.

Warga Veddo-Australoid mundur ke gunung dan menjadi warga yang tertinggal.

Baca Juga: Sejarah Timor Leste Menuju kemerdekaan, PBB Bentuk Militer dari 17 Negara guna Stabilisasi

Kemudian leluhur proto-Malay datang dari China selatan dan Indochina utara.

Namun 'keadaan lingkungan' yang dimaksud mempengaruhi kondisi penglihatan warga Timor Leste diyakini WHO adalah karena konflik yang berkepanjangan.

Konflik kekerasan di Timor Leste dari tahun 1999-2001 membuat fasilitas kesehatan terpuruk.

WHO kemudian membangun Program Mata Timor Leste pada Juli 2000, yang tujuannya adalah mengadakan intervensi operasi mata, menyembuhkan beban berlebih atas trauma hilangnya penglihatan dan juga menyembuhkan katarak yang sudah menahun.

Baca Juga: Inilah Lagu Kebangsaan Timor Leste yang Patriotik Komposisi Musiknya

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini