Find Us On Social Media :

Rekam Musik dalam Gua, Beginilah Pejuang Timor Leste Melawan Tentara Indonesia untuk Merdeka

By Tatik Ariyani, Kamis, 20 Mei 2021 | 17:06 WIB

Berliku menggubah lagu-lagu perlawanan sambil bersembunyi di pegunungan selama pendudukan Indonesia

Intisari-Online.com - Dianggap mati selama bertahun-tahun, musisi dan pejuang kemerdekaan Timor Leste ini kembali untuk memberikan penghormatan kepada bangsanya melalui musik.

Domingos Pinto Gabrial, juga dikenal sebagai Berliku, adalah seorang guru sekolah berusia 19 tahun di timur laut kota Baucau ketika pasukan Indonesia menginvasi Timor Timur pada bulan Desember 1975.

Dia bergabung dengan banyak anak muda yang melarikan diri ke pegunungan untuk bergabung dengan tentara perlawanan yang baru dibentuk, FALINTIL (Forcas Armadas de Libertacao de Timor-Leste, atau Angkatan Bersenjata untuk Pembebasan Timor Timur). “Kami tidak punya pilihan, kami hanya harus bertarung."

Melansir Al Jazeera (18/4/2021), Berliku kini menjadi penyanyi utama Maubere Timor, sekelompok veteran yang menyanyikan lagu-lagu patriotik yang digubah di pegunungan selama hari-hari gelap pendudukan Indonesia.

Baca Juga: F-FDTL vs PNTL: 200 Perwira Absen selama Krisis Militer Timor Leste 2006

Maubere Timor merilis album pertama mereka pada tahun 2017, dengan 12 lagu yang berisi semangat juang gerakan perlawanan di bawah pendudukan yang berlangsung selama 24 tahun.

Lebih dari 20 tahun setelah referendum kemerdekaan, dan hampir 18 tahun sejak negara itu akhirnya dinyatakan merdeka, Maubere Timor berusaha untuk menangkap keadaan bangsa melalui musiknya.

Berliku bercerita bahwa kehidupan di pegunungan itu sulit, dengan pertempuran yang berlangsung setiap hari dengan pasukan pendudukan Indonesia.

Dalam satu pertempuran, Berliku ditembak lima kali. Dia juga terluka di kaki saat serangan bom.

Baca Juga: Demi Menyenangkan Mayoritas Agama di Timor Leste, Ternyata Ini Cerita di Balik Pembangunan Patung Cristo Rei Dili