Find Us On Social Media :

Padahal Brutal, Ini Alasan Amerika Masih Mati-matian Dukung Israel Hancurkan Palestina

By Khaerunisa, Rabu, 19 Mei 2021 | 19:45 WIB

Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, pemimpin negara AS dan Israel yang bersekutu dekat.

Baca Juga: Tak Sekedar Baku Tembak Saja, KKB Papua Ternyata Juga Melakukan Tugas Rahasia Ini Untuk Melawan Indonesia

Pada tahun 2016, Presiden Barack Obama menandatangani perjanjian pertahanan dengan Israel yang memberikan $ 38 miliar dalam dukungan militer AS selama 10 tahun termasuk pendanaan untuk sistem pertahanan rudal Iron Dome.

Padahal, Israel sendiri merupakan negara berpenghasilan tinggi dengan sektor teknologi tinggi yang berkembang pesat.

Selain urusan geostrategis, opini publik, serta uang -dan pengaruh yang dibeli uang dalam politik- juga berperan dalam kebijakan AS terhadap Israel dan Palestina.

Opini publik Amerika telah lama mendukung Israel dan Palestina.

Baca Juga: Kecerdasan Bangsa Yahudi, Ini 7 Faktor Mengapa Orang Yahudi Bisa Pintar-pintar?

Aksi kekerasan yang menarik perhatian banyak orang oleh kelompok-kelompok pro-Palestina seperti Pembantaian Munich 1972 di mana 11 atlet Olimpiade Israel terbunuh, juga menimbulkan simpati bagi Israel.

Namun, simpati tersebut juga bisa goyah seperti yang ditunjukkan oleh sebuah jejak pendapat pada Februari lalu yang menemukan bahwa 25 persen orang Amerika lebih bersimpati dengan orang Palestina.

Angka itu menunjukkan peningkatan 2 poin persentase dari tahun sebelumnya dan enam poin persentase lebih tinggi dari 2018.

Tapi itu juga berarti bahwa Israel masih memegang kekuasaan yang jauh lebih besar menurut opini publik AS.

Baca Juga: Inilah Sejarah Masjid Al Aqsa, Sering Disalahartikan dengan Kubah Batu

Itu tak lepas dari sejumlah organisasi di AS telah mengadvokasi dukungan AS terhadap Israel.

Organisasi terbesar dan paling kuat secara politik adalah Komite Urusan Publik Israel Amerika (AIPAC).

Anggota organisasi ini memiliki pengaruh melalui pengorganisasian akar rumput, advokasi dan penggalangan dana di antara orang-orang Yahudi Amerika di AS serta gereja-gereja evangelis Kristen.

Sementara itu, sebuah kelompok pro-Israel yang lebih kecil bernama yaitu J Street yang diorganisir oleh Demokrat telah berusaha untuk membangun konstituensi dalam politik AS yang mendukung hak-hak Israel dan Palestina.