Find Us On Social Media :

Sampai Disebut 'Teman Israel di Dunia Islam', Gus Dur Pernah Bikin Israel Keheranan, Media Israel Sampai Puji Kehebatannya

By Tatik Ariyani, Rabu, 12 Mei 2021 | 12:14 WIB

Kisah Gus Dur bikin Israel Keheranan.

Intisari-Online.com - Pada hari Selasa, militer Israel terus membombardir Jalur Gaza yang dikepung, menargetkan beberapa daerah setelah roket ditembakkan dari daerah tersebut.

Otoritas kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 32 warga Palestina, termasuk 10 anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel di Jalur itu sejak Senin malam, setelah Hamas meluncurkan roket dari wilayah pesisir menuju Israel.

Tembakan roket terjadi setelah Hamas, yang memerintah Gaza, mengeluarkan ultimatum yang menuntut Israel mundur dari pasukan keamanannya dari kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki setelah beberapa hari kekerasan terhadap Palestina.

Polisi Israel menyerbu kompleks tersebut pada hari Senin untuk tiga hari berturut-turut, menembakkan peluru baja berlapis karet, granat kejut dan gas air mata ke arah jamaah Palestina di dalam masjid pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan.

Baca Juga: Bertahun-tahun Lindungi Israel dari Serangan Rudal, Kubah Besi Akhirnya Ditembus Rudal Sijeel Hamas dengan Mudah

Lebih dari 700 warga Palestina terluka di Yerusalem dan di seluruh Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa hari terakhir, seperti diwartakan Al Jazeera, Selasa (11/5/2021).

Saat banyak pihak mengecam Israel, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun turut mengecam aksi kekerasan Israel terhadap warga Palestina.

Warga Palestina tersebut diusir secara paksa oleh pasukan Israel dari Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.

Jokowi menyinggung mengenai tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap warga sipil Palestina di Masjid Al-Aqsa. "Indonesia mengutuk tindakan tersebut dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan terhadap pelanggaran yang terus dilakukan Israel," ujar Jokowi dalam pernyataan resmi yang dikutip melalui akun twitternya, Senin (10/5).

Baca Juga: Bombardir Jalur Gaza dan Lukai Ratusan Warga Palestina, Israel Diam-diam Ketakutan, Pejuang Hamas dan PIJ Punya Senjata yang Melimpah, Siap Gempur Israel Kapan Saja

Jokowi menegaskan posisi Indonesia yang akan terus mendukung warga Palestina. Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Negara Republik Indonesia itu sebagai keberpihakan yang jelas.

"Indonesia akan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina," tegasnya.

Terlepas dari hal tersebut, rekam jejak hubungan Indonesia dan Israel mungkin sedikit diketahui dunia.

Akan tetapi Indonesia, dikatakan pernah beberapa kali terlibat kontak secara rahasia dengan negeri Yahudi tersebut, pertama diketahui adalah pada masa Presiden Soeharto.

Kemudian, yang kedua adalah pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur.

Jika, pendekatan Soeharto dengan Israel dilakukan secara rahasia, Gus Dur melakukan pendekatan sedikit lebih terbuka.

Bahkan pendekatannya itu bisa dikatakan mengundang kontroversial, dari banyak orang termasuk dianggap sebagai antek Yahudi.

Namun, pendekatan yang dilakukan oleh Gus Dur pada masa pemerintahannya 1999-2001, justru membuat negeri Yahudi itu berdecak kagum dan keheranan dengan langkah Presiden Indonesia itu.

Baca Juga: Khawatir Sebar Bahan Beracun yang Pengaruhi Kesehatan, Pabrik Kimia di Fukushima Jepang Ini Meledak Hingga Keluarkan Asap Hitam Tebal

Secara eklusif bahkan media berbasis Israel Haaretz, melakukan wawancara dengan Gus Dur.

Haaretz mengenal Gus Dur sebagai sosok yang blak-blakan dan berani terhadap modernisasi Islam dan negara.

 

Sebagai orang muslim, Israel menggambarkan Gus Dur adalah sosok yang teguh dan mampu membedakan antara Islam dan negara.

Sehingga dia bisa melindungi keberagaman umat di Indonesia, seperti Kristen, Tionghoa, dan melakukan reformasi penting seperti pemisahan polisi dan komando militer.

Haaretz menemui Gus Dur di kantornya markas Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta.

Dikatakan hubungan Israel dan Gus Dur telah terjalin, pasalnya ia telah enam kali mengunjungi Israel.

Antara lain, sebagai tamu Institute Elia untuk studi Agama-Agama di dunia, Peres Center for Peace, dan menjabat sebagai anggota dewan direksi, dan Pusat Dialog Strategis Perguruan Tinggi Akademik Netanya.

Haaretz menggambarkan kehebatan Gus Dur dengan mengatakan, "Teman Israel di Dunia Islam".

Baca Juga: Hari Ini 23 Tahun Lalu Terjadi Peristiwa yang Dikenal 'Tragedi Trisakti', Apa yang Terjadi di Hari Kelam Itu?

 

Bertemu dengan Gus Dur, Haaretz mengemukakan beberapa hal, pertama : "Anda dikenal Israel sebagai teman. Ini sangat tidak biasa bagi pemimpin Islam." 

Gus Dur pun menjawab, "Saya kira ada persepsi yang salah bahwa Islam tidak sependapat dengan Israel. Ini disebabkan oleh propaganda Arab."

"Kita harus membedakan antara Arab dan Islam. Beberapa orang di Indonesia mengklaim bahwa saya adalah antek untuk Barat, tetapi Fakta bahwa saya semakin populer sepanjang waktu menghilangkan gagasan ini, dan menunjukkan bahwa ini adalah pandangan hanya dari segelintir minoritas elit."

"Saya selalu mengatakan bahwa Cina dan Uni Soviet tidak bertuhan, memiliki ateisme sebagai bagian dari konstitusi mereka, tetapi kami memiliki hubungan jangka panjang dengan kedua negara ini. Jadi Israel memiliki reputasi sebagai bangsa yang menjunjung tinggi Tuhan dan agama maka tidak ada alasan kami harus melawan Israel."

Bahkan sebelum menjabat sebagai Presiden Indonesia Gus Dur telah berulang kali melakukan hubungan dengan Israel.

Sebagai seorang pemikir yang istimewa dan orisinal, keterlibatan pribadi Gus Dur dengan pemikiran Yahudi menyebabkan dia bereaksi kritis terhadap gagasan simplistik dan prasangka tentang Israel dan Yahudi yang dia temui dalam masyarakat Muslim.

Akibatnya, selama tiga puluh tahun terakhir ini dia telah menentang pemikiran anti-Semit dan ketidaktahuan tentang Israel dan Yudaisme.

Dia telah melakukan banyak kunjungan ke Israel, yang paling awal terjadi pada tahun 1980.

Dia juga dengan cepat menerima undangan Pers untuk mengunjungi Israel pada bulan Oktober 1994 dan kemudian pada bulan Maret 1997 untuk bergabung dengan Dewan Gubernur Pusat Perdamaian Shimon Peres.

Juga tidak mengherankan jika kritik tentang pro-Zionis oleh Amien Rais yang menjabat sebagai pemimpin Muhammadiyah, dan komentar negatif dari Menteri Luar Negeri Ali Alatas kala itu.

Yang luar biasa adalah bahwa terlepas dari kontroversi yang meletus setelah kunjungannya pada bulan Oktober 1994, Gus Dur masih terpilih untuk masa jabatan lima tahun ketiga sebagai ketua eksekutif NU hanya beberapa minggu setelah kembali dari Israel. Afif Khoirul M