Find Us On Social Media :

Jadi Sorotan Dunia Karena Kekejaman Israel pada Umat Muslim di Palestina, Rupanya Kekerasan Itu Bisa Saja Berpotensi Menjadi Perang, Hal Ini Jadi Pemicunya

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 10 Mei 2021 | 16:14 WIB

Palestina vs Israel

Sekelompok orang Israel diduga menyerang desa Palestina sebagai balas dendam atas insiden sebelumnya.

Insiden ini adalah yang terbaru dari serangkaian serangan di wilayah tersebut.

PBB bulan lalu memperingatkan kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga sipil Palestina di Tepi Barat telah meningkat secara substansial dalam beberapa bulan terakhir.

Lebih dari 210 insiden kekerasan oleh pemukim dilaporkan dalam tiga bulan pertama tahun 2021 menurut PBB.

Aktivis politik dan penulis David Gottstein tidak setuju dengan klaim apartheid.

Dia menyatakan laporan itu "berani mengumumkan kolaborasinya dengan mereka yang ingin menghancurkan Israel".

Baca Juga: Bertekad Babat Habis Keturunan Warga Palestina Agar Seutuhnya Musnah, Israel Gigit Jari Temui Keberanian Pemuda Palestina Selundupkan Calon Kehidupan Ini Agar Jadi Putra Putri Palestina di Masa Depan

Gottstein mengatakan kepada Express.co.uk:

"Mereka menyamakan penaklukan seluruh kelompok etnis untuk eksploitasi, seperti orang kulit hitam dari Afrika Selatan, sama seperti membela keluarga dan negara Anda dari kehancuran.

Dia menambahkan bahwa ketegangan antara kedua belah pihak telah "kacau dan berdarah-darah" selama bertahun-tahun.

“Ketegangan akan selalu tinggi di wilayah itu karena fakta geografi yang sederhana.

"Secara khusus, Palestina adalah wilayah di kawasan Mediterania timur yang terdiri dari bagian Israel modern dan wilayah Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat."

Baca Juga: Muncul Kelompok Masyarakat yang Kian Hari Kian Lupa Diri, Populasi Palestina Kini Berada di Titik Nadir, Bahkan Jumlah Segera Disalip Warga Yahudi Israel

Pakar geopolitik menambahkan konflik ini memiliki signifikansi global karena dipandang sebagai "mikrokosmos dari perjuangan selama puluhan tahun antara Amerika Serikat dan bekas Uni Soviet."

Sejak runtuhnya keprihatinan global Uni Soviet telah bergeser dengan meningkatnya ancaman teroris, terutama insiden terorisme dunia maya, yang semakin signifikan.

(*)