Cultuur procenten ini mendorong penguasa pribumi menekan petani agar menanam sebanyak-banyaknya tanaman komoditas.
Selain itu, bagi petani yang tak memiliki lahan, diwajibkan menggantinya dengan bekerja di pabrik atau perkebunan milik Belanda selama setidaknya 66 hari.
Penerapan sistem tanam paksa sendiri memberikan beberapa manfaat bagi Hindia Belanda.
Pemberlakukan tanam paksa membuat hasil perkebunan meningkat pesat.
Pemerintah pun membangun banyak infrastruktur selama era tanam paksa seperti perbaikan kualitas jalan, pembangunan besar-besaran jaringan rel kereta api, jembatan, pelabuhan, hingga pabrik-pabrik untuk mengolah hasil perkebunan.
Kendati demikian, sistem tanam paksa menciptakan penderitaan penduduk Hindia Belanda.
Banyak terjadi kelaparan karena petani tak sempat menggarap tanaman pangan seperti padi lantaran waktu maupun tanahnya habis untuk menanam tanaman komoditas ekspor.
Daerah paling terdampak parah dari sistem tanam paksa adalah Priangan Jawa Barat.