Find Us On Social Media :

Berakhir dengan Pengakuan Kedaulatan, Ternyata Konflik Indonesia-Belanda Membuat AS Berpaling 'Mengubah Kesetiaan', Mau Tak Mau Tekan Belanda untuk Melepas Bekas Jajahannya

By Khaerunisa, Minggu, 25 April 2021 | 18:30 WIB

Iring-iringan tentara saat Agresi Militer Belanda I pada 1947. (ilustrasi) Berakhir dengan Pengakuan Kedaulatan, Ternyata Konflik Indonesia-Belanda Membuat AS Berpaling Mengubah Kesetiaan, Mau Tak Mau Tekan Belanda untuk Melepas Bekas Jajahannya

Intisari-Online.com - Tak lama setelah deklarasi kemerdekaan dikumandangkan oleh Indonesia, justru konflik Indonesia-Belanda dimulai, bahkan sampai empat tahun kemudian.

Pasukan Belanda datang kembali ke Indonesia pada bulan September 1945, dan ingin menguasai lagi wilayah bekas jajahannya.

Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Inggris ditunjuk oleh aliansi Sekutu untuk melucuti dan memulangkan tentara Jepang di Indonesia.

Kesempatan itulah yang digunakan Belanda untuk masuk kembali ke Nusantara.

Baca Juga: Puncak Konflik 4 Tahun Indonesia-Belanda, Ini Dampak Positif Hasil Konferensi Meja Bundar Bagi Indonesia

Kedatangan AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) yang dibentuk Inggris untuk melakukan tugasnya, diboncengi oleh pemerintah sipil Hindia-Belanda (NICA).

Perlawanan dilakukan oleh rakyat daerah untuk menolak kedatangan NICA, menyebabkan terjadi pertumpahan darah, seiring upaya diplomatik yang dilakukan Pemerintah Indonesia.

Konflik Indonesia-Belanda itu terjadi hingga tahun 1949, yang berakhir dengan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda setelah ditandatanganinya hasil Konferensi Meja Bundar (KMB).

Dalam proses negosiasi agar Belanda mengakui kemerdekan Indonesia, ada peran Amerika Serikat yang pada akhirnya 'mau tak mau' menekan sekutunya itu.