Intisari-Online.com - Setelah merdeka dari Indonesia, orang Timor Leste mulai membangun negara dan bangsanya dari awal dengan bantuan komunitas internasional.
Perjalanan kesuksesan demokrasi Timor Leste hingga kegagalan kilang minyaknya ini kemudian dituliskan oleh seorang jurnalis Ian Lloyd Neubauer dalam sebuah artikel berjudul How East Timor went from democratic success to failed petro-state yang tayang di Nikkei Asia (17/10/2020).
Dalam perjalanannya membangun negara dan bangsanya, Timor Leste telah menunjukkan kepemimpinan global di antara negara-negara berkembang.
Timor Leste telah menikmati tahun-tahun pertumbuhan ekonomi berturut-turut dengan dukungan royalti minyak dan gas negaranya.
Timor Leste ingin menghindari apa yang disebut kutukan sumber daya atau paradoks kelimpahan, yang menyatakan bahwa negara-negara yang berlimpah bahan bakar fosil dan mineral cenderung memiliki pembangunan ekonomi dan demokrasi yang lebih sedikit daripada negara-negara dengan sumber daya alam yang lebih sedikit.
Negara itu pun kemudian mengikuti contoh Norwegia dan menyimpan pendapatan tersebut dalam dana kekayaan kedaulatan khusus.
Kembali ke Timor Leste setelah lama absen pada tahun 2018, saya melihat beberapa contoh keberhasilan awal bangsa: rencana pemasangan listrik pedesaan yang meningkat mencakup dari 20% rumah tangga pada tahun 2002 menjadi 80%.
Hal itu telah membawa banyak desa keluar dari kegelapan.