Find Us On Social Media :

Berakhir dengan Pengakuan Kedaulatan, Ternyata Konflik Indonesia-Belanda Membuat AS Berpaling 'Mengubah Kesetiaan', Mau Tak Mau Tekan Belanda untuk Melepas Bekas Jajahannya

By Khaerunisa, Minggu, 25 April 2021 | 18:30 WIB

Iring-iringan tentara saat Agresi Militer Belanda I pada 1947. (ilustrasi) Berakhir dengan Pengakuan Kedaulatan, Ternyata Konflik Indonesia-Belanda Membuat AS Berpaling Mengubah Kesetiaan, Mau Tak Mau Tekan Belanda untuk Melepas Bekas Jajahannya

Baca Juga: 53 Putra Terbaik Bangsa Dinyatakan Gugur di Medan Tugas Setelah KRI Nanggala-402 Dinyatakan Subsunk, Inilah Arti dari Submiss, Sublook dan Subsunk, Punya Makna Pencarian yang Berbeda-beda

Sebagai ketua Good Offices Committee, AS memainkan peran penting dalam menjadi mediator antara Indonesia dan Belanda.

AS berperan penting dalam menetapkan Perjanjian Renville pada Januari 1948 yang melembagakan gencatan senjata.

Namun, Perjanjian Renville sendiri kemudian dilanggar dengan aksi militer yang dilakukan kembali oleh Belanda.

Meski menghancurkan, namun peristiwa itu pula yang membuat dunia intrnasional lebih bersimpati kepada Indonesia.

Baca Juga: Seluruh Dunia Harus Membayar Keegoisan Mereka, Inilah Kisah 9 Kapal Selam Nuklir yang Tenggelam, Dibiarkan Menghuni Dasar Laut dengan Senjata Nuklir Utuh

Amerika Serikat semakin tak punya pilihan.

Mengutip Strategic Review, Hanya setelah tindakan polisi Belanda kedua pada bulan Desember 1948 itu, para pembuat kebijakan Amerika mulai mengubah kesetiaan mereka.

Dikatakan, bahkan Washington bergerak tersendat-sendat dan sering kali dengan enggan, tidak termotivasi oleh idealisme atau altruisme daripada oleh faktor-faktor yang lebih nyata.

Faktor lebih nyata yang mendorong AS kemudian adalah bobot opini domestik dan internasional; perhatian terhadap kelangsungan hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa; perhitungan cermat atas prioritas Perang Dingin yang lebih luas, alih-alih kepentingan mendukng sekutunya.