Find Us On Social Media :

Berakhir dengan Pengakuan Kedaulatan, Ternyata Konflik Indonesia-Belanda Membuat AS Berpaling 'Mengubah Kesetiaan', Mau Tak Mau Tekan Belanda untuk Melepas Bekas Jajahannya

By Khaerunisa, Minggu, 25 April 2021 | 18:30 WIB

Iring-iringan tentara saat Agresi Militer Belanda I pada 1947. (ilustrasi) Berakhir dengan Pengakuan Kedaulatan, Ternyata Konflik Indonesia-Belanda Membuat AS Berpaling Mengubah Kesetiaan, Mau Tak Mau Tekan Belanda untuk Melepas Bekas Jajahannya

Baca Juga: Pantas Sampai Sanggup Beli Senjata Seharga Setengah Miliar, Ternyata Sumber Dana Perang KKB Papua Justru Bak 'Disumbang Langsung' oleh Pemerintahan Jokowi, Terlacak tapi Tak Terkawal

Mengutip The United State-Indonesia Society, AS awalnya mendukung pendudukan Eropa di wilayah Asia Tenggara.

Begitu pula terhadap pendudukan Belanda di Indonesia.

Dikatakan, sebelum tahun 1947, kebijakan AS terhadap kemerdekaan Indonesia dapat digambarkan sebagai 'ketidakpedulian yang jinak'.

AS pada tahun-tahun itu lebih mementingkan pemulihan ekonomi Belanda di Eropa daripada status koloni Belanda.

Baca Juga: Indonesia Berduka, KRI Nanggala 402 Resmi Dinyatakan Tenggelam Setelah 72 Jam Pencarian, Inilah Serpihan Bukti Otentik Tenggelamnya Kapal Selam Tersebut

Namun, kemudian dengan 'Aksi Polisi' Belanda di Hindia-belanda yang dikenal juga dengan Agresi Militer Belanda, pada Juli 1947, situasi mulai berubah.

Ketegangan meningkat antara AS dan negara-negara lain yang mengakui kemerdekaan Indonesia, seperti Australia dan India.

Pada bulan Agustus 1947, AS setuju untuk menjadi kepala "Komisi Jasa Baik" (GOC) Perserikatan Bangsa-Bangsa (dibentuk di bawah Komisi PBB untuk Indonesia), dikenal juga dengan nama Komisi Tiga Negara.

Itu dilakukan dengan kebijakan awal bahwa "Belanda harus mempertahankan saham yang cukup besar di Belanda Hindia Timur."