Find Us On Social Media :

Getol Lakukan Gerakan Separatis Demi Lepas dari Indonesia, Siapa Sangka Bendera KKB Papua Ini Ternyata Buatan Negara 'Bekas' Penjajah Indonesia Ini, Rupanya Begini Filosofinya

By Khaerunisa, Jumat, 23 April 2021 | 19:45 WIB

Ilustrasi KKB Papua

Intisari-Online.com - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua merupakan kelompok separatis yang sudah sejak lama getol beraksi demi melepaskan wilayah Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam beberapa minggu ini, teror KKB Papua kembali meningkat dengan menimbulkan sejumlah korban, termasuk tewasnya guru di Kabupaten Puncak Papua.

Selain itu, mengutip Kompas TV (20/4/2021), seorang pedagang bakso di Pasar Yokatapa, Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, juga mengalami luka diduga akibat dibacok anggota KKB.

KKB sendiri merupakan gerakan separatis di Papua yang biasanya bergerak dengan membawa bendera bintang kejora.

Baca Juga: Pantas Saja Jadi Kelompok Sparatis yang Sulit Dipadamkan, Ternyata Seginilah Gelontoran Dana yang Digunakan Untuk Membeli Senjata KKB Papua

Bendera tersebut merupakan bendera yang identik dengan Organisasi Papua Merdeka, namun juga sering dibawa oleh KKB Papua.

Menjadi lambang kelompok separatis di Papua, ternyata seperti ini asal-usul bendera bergambar bintang kejora tersebut.

Melansir Tribunnewswiki, Bintang kejora pernah digunakan oleh Nugini Belanda ketika di bawah pemerintahan Otoritas Eksekutif Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNTEA). Ini terjadi mulai 1 Desember 1961 sampai 1 Oktober 1962.

Berkaitan dengan Belanda, warna bendera bergambar bintang kejora Papua juga punya kemiripan warna dengan bendera Belanda.

Baca Juga: Cara Anti Repot Keluarkan Suban dari Kaki, Mari Kita Coba Caranya

Bendera Bintang Kejora menyadur warna Merah Putih Biru dari bendera Belanda dan ditambahi dengan bintang kejora.

Selain itu, bintang kejora juga pernah dipakai sebagai panji-panji sebuah klub sepak bola Belanda di Port Numbay (Jayapura).

Bendera Bintang Kejora itu dibuat oleh Belanda pada 1961. Kemudian, diklaim OPM sebagai perlambangan budaya asli mereka.

Bendera Bintang Kejora terdiri atas sebuah bintang putih berlatar belakang merah dengan strip horizontal tujuh garis biru dan enam garis putih.

Baca Juga: Atasi Hidung Tersumbat, Obat Rumahan dari Kunyit Hingga Bawang Putih

Bendera Bintang Kejora yang jadi simbol gerakan separatis Papua tersebut punya makna sebagai bintang fajar atau bintang yang muncul di langit pada subuh sebelum matahari terbit.

Sama seperti penyebutan lain untuk bendera tersebut, yaitu Bendera Bintang Fajar (Morning Star Flag).

Makna filosofis dari bendera ini seperti halnya keistimewaan Bintang Kejora sendiri, yaitu biasanya menjadi penuntun navigasi bagi para nelayan di tengah laut.

Selain itu, ada yang mengartikan makna Bendera Bintang kejora dengan mengaitkannya pada mitos Manarmakeri dari Biak.

Baca Juga: Termasuk Hilangnya KRI Nanggala, Inilah 3 Insiden Kapal Selam Tenggeam yang Paling Terkenal di Dunia, Termasuk Kapal Selam Nuklir Milik Rusia Ini

Manarmakeri kala itu menderita penyakit kucil yang membuatnya dikucilkan di kampungnya.

Ia kemudian bertemu dengan Sampari (bintang fajar/bintang kejora) yang kemudian menyembuhkan penyakit Manarmakeri.

Selain itu, kesaktian Sampari juga berhubungan dengan Koreri, keadaan hidup sejahtera dan abadi.

Sehingga bintang kejora dianggap sebagai simbol kesejahteraan.

Baca Juga: Rusia dan China Punya Senjata Lebih Murah dan Lebih Sulit Dilacak daripada Nuklir, Melalui Manhattan Project, Ilmuwan AS Peringatkan AS Tentang Bahaya Senjata Tersebut

Adapun tokoh di balik penciptaan bendera tersebut adalah Nicolaas Jouwe, salah seorang elite terdidik Papua.

Bendera Bintang Kejora ini rutin ditampilkan oleh penduduk bersama simbol lain dari Kesatuan Papua.

Seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang negara.

Selain OPM, adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), yang merupakan sayap militer dari OPM.

Baca Juga: Diklaim Masih Layak Operasi dengan Cadangan Oksigen Hanya untuk 72 Jam, 53 Awak KRI Nanggala-402 Harus Segera Diselamatkan!

Upaya Deklarasi Negara Papua Barat Disebut Tak Ubahnya Membangun Negara Ilusi

Pada Desember 2020 lalu, Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda, membuat pengumuman deklarasi negara Papua Barat.

Benny Wenda juga mendeklarasikan diri menjadi presiden sementara Papua Barat mulai 1 Desember 2020, seraya menolak segala aturan dan kebijakan dari pemerintah Indonesia.

Hal tu pun memancing reaksi keras dari pemerintah dan MPR RI yang menilainya sebagai perbuatan makar.

Baca Juga: Benny Wenda Klaim Partai Komunis China Dukung Referendum Kemerdekaan Papua dari NKRI, Akankah Tiongkok 'Kucurkan Dana Segar' Sebagaimana Terhadap Timor Leste Selama Pendudukan Indonesia Dahulu?

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam konferensi pers menyatakan tindakan Benny Wenda sangat menganggu.

Karena itu, pemerintah wajib mengambil tindakan tegas dan terukur dengan mengerahkan aparat penegak hukum.

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut langkah Benny Wenda mendeklarasikan negara Papua Barat tak ubahnya tengah membangun negara ilusi.

"Menurut kami, Benny Wenda ini membuat negara ilusi. Negara yang tidak ada dalam faktanya," kata Mahfud.

Menurutnya, deklarasi berdirinya negara yang diprakarsai Benny Wenda tak memenuhi syarat.

Baca Juga: Dikenal Brutal dan Kerap Melakukan Kekerasan pada Siapa Saja, Ternyata KKB Pernah Dibuat Tak Berkutik oleh Anggota TNI Iini Padahal Tak Menggunakan Satupun Senjata, Tapi Hanya Bisikan Kata Ini

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari