Find Us On Social Media :

Awalnya Disebut Berbahaya, Kini Praktik Mencampur Beberapa Vaksin Covid-19 Akan Dilakukan China, Disebut 'Agar Lebih Efektif'

By Maymunah Nasution, Senin, 12 April 2021 | 07:00 WIB

Kejadian pasca suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca pada dewasa berupa pembekuan darah membuat otoritas di Inggris hentikan uji coba vaksin ini pada anak.

Namun ada beberapa orang yang tak kunjung mendaftar vaksinasi, sedangkan sebagian besar kehidupan di China sudah kembali normal dan kasus domestiknya terkendali.

Gao sebelumnya menekankan cara terbaik untuk mencegah penyebaran Covid-19 adalah vaksinasi.

Dalam wawancara dengan media pemerintah baru-baru ini dia juga menuturkan, China ingin memvaksinasi 70-80 persen populasinya antara akhir 2021 sampai pertengahan 2022.

Saat konferensi pers di Chengdu pada Sabtu (10/4/2021), Gao menambahkan bahwa opsi untuk mengatasi masalah kemanjuran vaksin Covid-19 adalah dengan mengganti dosis vaksin dari teknologi berbeda.

Baca Juga: 4 Orang di Sulut Sudah Jadi Korban, 30 Orang di Inggris Alami Pembekuan Darah, AS Bahkan Sampai Sebut Tak Memerlukannya, Apa Sebenarnya Alasan Banyak Negara Tetap Ngotot Pakai Vaksin Covid-19 AstraZeneca?

Pilihan juga juga sedang dipelajari oleh para pakar kesehatan di luar China.

Gao mengatakan, para ahli tidak boleh mengabaikan vaksin mRNA hanya karena sudah ada beberapa vaksinasi yang jalan di China.

Dia pun mendesak pengembangan lebih lanjut.

Saat ini tidak ada vaksin mRNA yang beredar di pasar China, padahal teknologi itu dipakai oleh perusahaan-perusahaan vaksin ternama seperti Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Baca Juga: Kabar Gembira Buat Anak-anak; Hasil Uji Coba Vaksin Covid-19 Pfizer Terbukti 100 Persen Efektif untuk Anak-anak 12 – 15 Tahun