Find Us On Social Media :

Gonjang-Ganjing dan Kekacauan Terus Menerus Terjadi Secara Berentetan, Kini Sudah Bisa Dipetakan Enam Tempat Kemungkinan Perang Dunia 3 Terjadi Tahun 2021 Ini

By Maymunah Nasution, Rabu, 7 April 2021 | 14:32 WIB

ilustrasi perbandingan kekuatan militer Iran dan AS

Intisari-online.com - Awal tahun 2020 lalu, dunia digegerkan dengan pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani oleh administrasi Donald Trump.

Saat itu dunia sudah khawatir jika Perang Dunia 3 akan dimulai saat itu juga.

Kini dengan pandemi mematikan menyebar di seluruh dunia dan protes kudeta militer di Myanmar telah menyebar di dunia, ancaman Perang Dunia 3 mulai tumbuh.

Dilansir dari Express.co.uk yang mengkompilasi ketegangan hubungan antara negara-negara di seluruh dunia, inilah beberapa titik kemungkinan Perang Dunia 3 akan meledak di 2021 ini.

Baca Juga: Amerika dan Korsel Kecewa Sejadi-jadinya, Faktanya Korea Utara Punya Senjata Rahasia Nan Mematikan yang Sukar Dikalahkan, Bisa Bikin Kulit Terbakar, Leher Terkecik, hingga Saraf Lumpuh

AS-Iran

Tahun 2020 lalu tepatnya Jumat, 3 Januari, AS meluncurkan drone penyerang mengikuti rangkaian serangan 'buatan' di pangkalan militer koalisi Irak-Iran dan menyerang kantor Kedubes AS di Baghdad, berdasarkan perintah pembunuhan Jenderal Soleimani.

Presiden AS saat itu, Donald Trump, menyetujui serangan mengklaim hal itu dilakukan "untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman".

Sementara itu dari pernyataan Pentagon, "Atas arahan Presiden, militer AS telah melaksanakan aksi pertahanan untuk melindungi personil AS di luar negeri dengan cara membunuh Qassaem Soleimani."

Baca Juga: Mampu Luluh Lantahkan Iran Dalam Sekejap Mata, Inilah Oron, Senjata Andalan Militer Israel yang Dilengkapi Sistem Radar Canggih hingga Kecerdasan Buatan

Tambahan lagi: "Serangan ini ditujukan untuk menghancurkan rencana serangan Iran di masa depan.

"AS akan terus melakukan segala cara untuk melindungi warga kami dan kepentingan kami di manapun mereka berada."

Kini Iran telah bertekad membalaskan dendam dan berjanji "mengubah siang menjadi malam".

Pembunuhan itu dianggap oleh para pejabat Iran sebagai "deklarasi perang".

Baca Juga: Barat Mulai Ketakutan, Citra Satelit Ungkap Iran Bangun Konstruksi Mirip Pangkalan Rudal Balistik Baru

Iran-Israel

Ketegangan antara Iran dan Israel telah berlangsung cukup lama dengan medan perang intensitas rendah menyebar di Timur Tengah sebagai hasilnya.

Iran mendukung kelompok anti-Israel di Gaza, Suriah dan Lebanon, sementara Israel sering menyerang pasukan Iran di seluruh wilayah.

Secara keseluruhan, Israel telah ciptakan koalisi anti-Iran di tingkat diplomatik, sementara Iran telah berinvestasi menyebarkan kebohongan dengan militan dan aktor non-pemerintah.

Baca Juga: Perang Enam Hari Jilid II di Depan Mata, Israel Bersiap Hadapi Serangan Habis-habisan 4 Negara Arab Ini, Akankah 'Sejarah' Kembali Memihak Negara Zionis Tersebut?

Masih sulit mengklaim negara-negara ini akan melaksanakan serangan ke perang yang lebih besar jika Iran berniat untuk memulai kembali program nuklir mereka, Israel mungkin memilih serangan lebih luas dengan menyerang rumah Iran secara langsung.

Tipe serangan ini akan memiliki dampak lebih luas karena menjadi bukti ancaman terhadap suplai minyak global yang tentunya akan lebih merugikan banyak negara.

AS-Turki

Kemungkinan selanjutnya adalah AS dengan Turki, dengan ketegangan keduanya telah meningkat sejak tahun lalu.

Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Negara Adidaya Baru, China Bersatu dengan Rusia, Turki, dan Iran Guna Saingi Dolar Amerika, Terbongkar Rencana Gila Mereka dan Sudah Dimulai dengan Proyek Ini!

Hal ini bermula karena AS menyediakan otorisasi untuk Turki membersihkan perbatasan Suriah di Kurdi yang didukung AS.

Namun segera setelah itu, AS mengancam Ankara dengan sanksi, menyebabkan ketegangan meningkat.

Tambahan lagi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyarankan ia memiliki aspirasi untuk Turki yang kemungkinan berupa senjata nuklir.

Hasilnya, hubungan AS-Turki memburuk, menyebabkan kekhawatiran anggota NATO.

Baca Juga: Tak Gentar Ancaman Sanksi dari AS, Turki Tetap Akan Beli Lagi Rudal S-400 Buatan Rusia

Presiden Erdogan terkenal begitu berambisi mengenai rencananya yang dapat memaksa Washington dan Ankara sampai titik perang dan kemudian Rusia akan bergabung membantu Ankara.

Kashmir

Titik kemungkinan perang selanjutnya adalah lokasi penyebab hubungan India-Pakistan memburuk.

Selama 10 tahun, hubungan antara kedua negara telah memburuk sampai titik kemungkinan untuk berperang.

Baca Juga: Sampai Libatkan Propaganda Media, Konflik India-Pakistan Sudah Lampaui Urusan Kashmir Saja, Pakar Sebut 'Perang Generasi Kelima', Apa Maksudnya?

Sejak partisi oleh India Inggris di tahun 1947 dan pembentukan India serta Pakistan, dua negara telah terlibat dalam serangkaian perang, konflik, dan ketegangan militer yang jauh lebih banyak daripada masa damai.

Tahun 2019, Perdana Menteri Narendra Modi berupaya mengurangi otonomi Kashmir dan mengubah kebijakan kewarganegaraan di wilayah India lain.

Langkah-langkah ini menyebabkan masalah di dalam India dan menekankan ketegangan jangka panjang antara Delhi dan Islamabad.

Ketegangan lokal ini bisa dengan cepat menjadi Perang Dunia 3 karena Pakistan akan meminta bantuan China sebagai mitra terkuatnya, dan India kemudian memanggil AS yang juga mitra terkuatnya.

Baca Juga: Mati-matian Ingin Kuasai India, China Terbongkar Manfaatkan Pakistan, Ternyata Ini Cara Licik yang Digunakan Negeri Panda untuk Mengontrol Ekonomi hingga Militer di Pakistan

AS-Korut

Ketegangan mendasar antara hubungan AS-Korut dapat menghasilkan aksi militer.

Ketegangan ini dimulai sejak 2017, dan sampai sekarang Korut terus-terus lakukan latihan pengujian militer dan rudal balistik dengan target utama masih Amerika Serikat.

AS-China

Baca Juga: Gengsinya Setinggi Langit, Korut Menolak Ajakan Korsel untuk Berdoa Bersama Saat Paskah, Cuci Otak Kim Jong-Un untuk Rakyatnya Mulai Tunjukkan Hasil

Terakhir kemungkinan Perang Dunia 3 dilihat oleh dunia adalah antara AS dan China.

Ketegangan kedua negara dimulai sejak perang dagang kemudian China terus-terusan menyerang sekutu AS seperti Jepang di Laut China Timur.

AS juga kebakaran jenggot melihat aksi China di Laut China Selatan dan menganggap China melanggar hukum internasional, sehingga AS datang layaknya polisi internasional.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini