Melansir World Politics Review, pemilihan Sisoulith sudah dilaksanakan sejak pertengahan Januari lalu.
Banyak anggota partai mempertimbangkan Sisoulith sosok yang kuat, dengan pengalaman yang panjang di peran seniornya, termasuk jadi menteri luar negeri dari 2006 sampai 2016.
Saat dipromosikan jadi perdana menteri, ia mengkampanyekan pelaksanaan anti-korupsi, tapi hal itu hanya jadi gertakan semata.
Para elit partai dan pemilik firma besar masih tidak tersentuh dan tetap bisa korupsi.
Sementara itu, utang dengan China tidak bisa diabaikan lagi.
Kedua negara memiliki hubungan yang tumbuh selama 10 tahun terakhir, selain karena sistem komunisme, tapi juga karena ekonomi.
Tahun lalu, Presiden China Xi Jinping berbicara mengenai "hubungan pekerjaan yang dekat dan persahabatan mendalam" selama telepon dengan mantan presiden Vorachith, menurut media sosial resmi China.
Xi juga berbicara dengan Sisoulith seminggu setelah kongres partai Januari lalu, menjanjikan kerjasama lebih jauh mengenai investasi infrastruktur di bawah Belt and Road Initiative China dan menawarkan mengirimi Laos dengan vaksin Covid-19 dari China.