Find Us On Social Media :

Baru Dilantik, Presiden Ini Harus Siap-siap Negaranya Gulung Tikar, Proyek Tiongkok yang Juga Dilakukan di Indonesia Ini Jadi Penyebabnya, Jebakan Utang China di Negaranya Terburuk Seantero Asia

By Maymunah Nasution, Selasa, 23 Maret 2021 | 20:13 WIB

Presiden baru Laos, Thongloun Sisoulith (kanan) bersama dengan Presiden China Xi Jinping. Ia menghadapi tantangan besar menjabat presiden di tengah kebangkrutan Laos karena utang China

Keuangan China menjadi kunci pusat pemerintahan ambisius Laos untuk mengubah "negara terkunci menjadi negara terhubung" melalui jalur kereta api cepat Kunming-Vientiane, dan menjadi "baterai Asia Tenggara" dengan mengekspor listrik dari pembangkit listrik dari bendungan.

Didorong dengan proyek itu, visi 2030 dari Vientiane bertujuan untuk meningkatkan produk domestik bruto (PDB) per kapita sampai akhir dekade ini.

Namun, saat investasi China membantu mengamankan pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 6%, bantuan China membuat Laos bergantung kepada China, termasuk dengan hutang-hutang dari China, dengan Laos mempertaruhkan perkembangan dan masa depannya kepada ambisi berisiko tinggi China.

Dampak pandemi telah menunjukkan kerentanan rencana ekonomi mereka.

Baca Juga: Dibongkar Habis-habisan Inilah Rute Dunia yang Dibangun China Gunakan Diplomasi Jebakan Utang, Akankah China Bakal Menguasai Dunia?

Tahun 2020, ekonominya berkontraksi sebesar 0.6%, mendorong Laos ke dalam resesi pertama sejak krisis finansial Asia 1998 silam.

Utang nasional meningkat sampai setara dua pertiga dari PDB Laos, sebesar 18 miliar Dollar AS, separuh dari jumlah utang ke China, yang telah berinvestasi ke hampir 800 proyek terpisah di Laos dan menjadi kreditor asing terbesarnya.

Beberapa bulan terakhir, tingkat kredit Laos telah turun ke titik di mana ada risiko kegagalan peminjaman.

Hal ini telah meningkatkan ketergantungan politik Laos ke Beijing, yang sudah memperhitungkan menggunakan Laos sebagai pijakan dalam sengketa Laut China Selatan dan isu di wilayah itu.

Baca Juga: Bikin Auto Keheranan, Wilayah Laut Saja Tidak Punya, Negara-negara Ini Justru Punya Angkatan Laut, Mau Bertugas Di Mana?