Find Us On Social Media :

Joe Biden Koar-koar Sebut Vladimir Putin 'Seorang Pembunuh', Tak Disangka Begini Respon Tak Terduga Presiden Rusia Itu Saat Tahu

By Mentari DP, Jumat, 19 Maret 2021 | 08:30 WIB

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Intisari-Online.com - Perang urat saraf terjadi antara dua Presiden negara adikuasa.

Mereka adalah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Beberapa waktu lalu, Presiden Biden membuat pernyataan dalam sebuah wawancara ABC.

Baca Juga: Mampu Luluh Lantakkan Rusia dalam 20 Menit dan China dalam 30 Menit, Inilah Rudal Hipersonik Baru Amerika yang Mampu Melesat 20 Kali Kecepatan Suara, Joe Biden di Atas Angin!

Di mana Presiden berusia 78 tahun itu menyindir bahwa Vladimir Putin adalah "seorang pembunuh".

Mendengar pernyataan kontroversial yang dibuat oleh Biden, Presiden Putin bereaksi.

Dilansir dari sputniknews.com pada Jumat (19/3/2021), Presiden Putin mengatakan dia siap untuk berbicara dengan mitranya dari AS secepatnya.

“Saya ingin mengundang Presiden Biden untuk melanjutkan diskusi kita," ucap Putin.

"Tapi dengan syarat kita lakukan ini benar-benar live, seperti kata mereka, online."

"Tanpa ada penundaan, tetapi dalam diskusi terbuka dan langsung."

"Sepertinya ini akan menarik bagi rakyat Rusia, bagi rakyat Amerika Serikat, dan juga bagi banyak negara lain," kata Putin.

Baca Juga: Lakukan Teror ke Taiwan, Militer China Ketahuan Bisa Menyerang Kapan Saja, Bikin Menham Taiwan Langsung Hubungi Joe Biden dan Minta Tolong Ini, Maukah Amerika Membantu?

Dia mengatakan bahwa hari Senin adalah pilihan lain untuk memulai pembicaraan.

Oleh karenanya, dia bermaksud untuk mengambil cuti akhir pekan untuk menghabiskan waktu luang di taiga.

Presiden Putin mengatakan bahwa dia akan menginstruksikan Kementerian Luar Negeri Rusia untuk menyelesaikan masalah percakapan langsung dengan mitranya dari AS.

Lanjut Putin, Rusia dan Amerika Serikat (AS) berbagi tanggung jawab atas stabilitas strategis.

Sehingga pembicaraan seperti ini hanya bisa dia lakukan dengan Biden.

Putin menambahkan, pihaknya siap membahas hubungan bilateral, penanggulangan pandemi, penyelesaian konflik kawasan, dan isu-isu yang berkaitan dengan stabilitas kawasan.

Apa jawaban Gedung Putih?

Sementara itu, Gedung Putih telah menyatakan bahwa Joe Biden tidak menyesali komentarnya tentang Presiden Putin, yang menyatakan bahwa dia adalah "pembunuh".

Hal itu disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada jumpa pers pada hari Kamis (18/3/2021).

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden yakin mereka dapat menemukan cara untuk bekerja sama dengan Rusia dan Presiden Vladimir Putin.

Meskipun ada ketegangan baru-baru ini antara kedua negara.

Pemerintah AS tidak akan bergantung pada sanksi saja dalam mencoba memengaruhi perilaku Rusia karena Presiden Biden memiliki berbagai cara alternatif yang dapat dia gunakan.

Baca Juga: Mesra dengan Donald Trump hingga Bertukar Surat, Kim Jong-Un Malah Bersikap Dingin ke Joe Biden,Ternyata Amerika Dicurigai Lakukan Kecurangan Ini

 

Hanya saja, Psaki mengatakan bahwa Washington belum memanggil kembali Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan.

Pernyataan kontroversial Biden

Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada ABC News bahwa mitranya dari Rusia akan membayar harga atas tuduhan campur tangan dalam pemilihan presiden 2020.

Dia juga menjawab dengan tegas ketika ditanya apakah Presiden Putin adalah "pembunuh".

Biden menambahkan bahwa dia tidak berpikir bahwa presiden Rusia itu memiliki 'jiwa'.

Rusia sendiri telah mengundang Duta Besar untuk AS Anatoly Antonov kembali ke Moskow untuk klarifikasi pernyataan itu.

Tujuannya guna menganalisis apa yang perlu dilakukan dalam konteks hubungan dengan Amerika Serikat.

Langkah itu dilakukan menyusul laporan intelijen AS yang tidak diklasifikasikan yang mengklaim Presiden Putin telah melakukan operasi rahasia untuk melemahkan kandidat Demokrat saat itu Biden selama pemilihan 2020.

Para pejabat Rusia telah berulang kali membantah tuduhan AS.

Menurut mereka snagat tidak masuk bahwa Rusia mencoba ikut campur dalam urusan AS.

Dan mereka curiga itu hanya tuduhan AS untuk mengalihkan perhatian dari kasus penipuan dan korupsi politik yang sebenarnya.

Baca Juga: Digadang Bakal Lebih Baik dari Donald Trump, Kini Joe Biden Dituduh Tak Layak Memimpin Amerika, Terkuak Ada Alasan Mengejutkan di Baliknya