Penulis
Intisari-Online.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendapat kritik tajam karena jarang muncul di depan publik.
Namun sepertinya itu tidak menghentikan rencana Biden.
Bahkan baru-baru ini, Presiden berusia 78 tahun itumemberikan tantangan ke China dan Rusia dengan menampilkan rudal hipersonik mutakhirAS.
Di mana rudal itumampu melakukan perjalanan 20 kali kecepatan suara atau lebih dari 15.000 mil per jam.
Artinya jika diluncurkan, maka rudal itu bisa mencapai Moskow dalam waktu kurang dari 20 menit dan Beijing dalam setengah jam.
Tetapi seorang analis militer telah memperingatkan bahwa pengembangan persenjataan berteknologi tinggi semacam itu membawa serta risiko yang mengerikan.
Misalnya kesalahan perhitungan yang dahsyat.
Hingga saat ini,banyak yang beranggapan bahwa Rusia dan Vladimir Putin memiliki keunggulan dalam hal persenjataan hipersonik.
Namun, tes yang akan segera dilakukan dari Rapid Response Weapon (ARRW) yang diluncurkan oleh Udara AGM-183A merupakan indikasi yang jelas bahwa ASmampu mengejar ketertinggalan.
Dilansir dari express.co.uk pada Kamis (18/3/2021), sebuah rilis yang dikeluarkan oleh Angkatan Udara AS mengatakan uji terbang pendorong pertama (BTF-1) diharapkan bisa dilakukan dalam30 hari ke depan.
Nantinya rudal uji dikirim ke Pangkalan Angkatan Udara Edwards di California dan telah dimuat pada pembom Stratofortress b-52H.
Saat ini, para analisis telah berjuang untuk uji darat pra-penerbangan dan pemeriksaan untukmendapatkan sertifikasi untuk penerbangan tersebut.
“Kendaraan uji BTF-1 telah selesai dan sedang dikembangkan melalui pengujian darat untuk memverifikasi kesiapannya untuk terbang," kataBrigadir Jenderal Heath Collins, Pejabat Eksekutif Program Angkatan Udara untuk Senjata.
“Tim telah berhasil menyelesaikan temuan teknis yang tidak biasa dalam sistem senjata yang pertama kali ada."
“Kami telah meminimalkan penundaan jadwal sambil mempertahankan fokus laser pada kekakuan teknik."
“BTF pertama kami akan dilakukan dalam 30 hari ke depan, diikuti oleh beberapa penerbangan uji coba tambahan dan penguat tambahan pada akhir tahun.”
Angkatan Udara AS mengatakan bahwa proyek ini akanmemanfaatkan teknologi mutakhir.
Di mana tujuannya menciptakan sebuah hipersonik konvensional kepada militer AS di awal tahun 2020-an.
Sebelumnya, pada tahun 2019, Presiden Putin mengatakan bahwa negaranya adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki rudal hipersonik, yang menurutnya dapat dilengkapi dengan muatan nuklir.
Salah satunya adalah rudalhipersonik Avangard yang digadang-gadang disebut sebagai Rudal Kiamat.