Find Us On Social Media :

Bukan Karena Serangan Senjata, Pasukan Militer Pada Perang Dunia I Pernah Dibuat Kalang Kabut oleh Serangan Jutaan Tikus yang Tumbuh Hingga Ukuran Raksasa

By Afif Khoirul M, Rabu, 17 Maret 2021 | 14:47 WIB

Tikus-tikus itu dimusnahkan oleh para tentara.

Upaya ini tidak mampu menghancurkan jutaan populasi tikus kolosal dan berkembang biak dengan cepat. Sepasang tikus bisa menghasilkan 900 tikus setahun.

"Tikus muncul dari tanah ke dalam parit, memakan tubuh tentara yang mati dan jumlahnya meningkat," tulis penulis Robert Graves dalam bukunya Goodbye to All That.

"Apa yang terjadi pada tikus di bawah artileri berat adalah sebuah misteri, tetapi mereka hidup sangat 'lama' melawan senjata baru, termasuk gas beracun," tulis tentara Coppard dalam bukunya With A Machine. Gun to Cambrai (1969).

Kucing dan terrier adalah solusi berikutnya bagi tentara di medan perang, tetapi hanya satu spesies yang sangat efektif, yaitu anjing terier.

Beberapa tentara juga membawa kucing untuk menangkap tikus di parit.

"Keesokan paginya yang tersisa hanyalah ekornya," tulis penulis Mara Bovsun di halaman tersebut. AKC Gazette 2007.

Menurut Mara, parit adalah "neraka" bagi tentara, tapi itu "surga" bagi terrier.

"Champion Rat Dog of Western Front" adalah judul cerita tentang anjing Norah, the Irish Terrier.

Sejak usia muda, Norah bersama prajurit keduanya, Thomas Radford, dari Korps Kedokteran Hewan Kanada, ke medan perang.

Terrier ini dilatih oleh Radford agar terbiasa berburu tikus di parit. Menurut Radford, Norah telah menangkap dan membunuh hampir 100.000 tikus di medan perang selama tiga tahun.

Baca Juga: Meski Ada Bangkai Tikus, Serka Eri Anggota TNI Tak Ragu Sedikit pun untuk Masuk Got Kotor Menyelam 5 Kali Demi Ambil Sampah