Penulis
Intisari-online.com -Ingatkah Anda dengan sosok bernama Alexei Navalny?
Dunia masih tidak akan lupa tentang sosok pembangkang presiden Rusia itu dan bagaimana Rusia berupaya membungkamnya.
Karena suaranya yang lantang menyebutkan tentang korupsi dan tindak kejahatan Vladimir Putin, presiden Rusia itu akhirnya meracuninya dengan Novichok.
Novichok adalah salah satu racun syaraf kuat yang bisa melumpuhkan dan menghancurkan organ tubuh Anda.
Namun Navalny berhasil tetap hidup meskipun sudah diracun.
Sayangnya, kini nasibnya tidak jauh lebih baik.
Dilansir dari CNN, beginilah tempat di mana Navalny berada.
Penal Colony No. 2, ialah nama penjara tempat Navalny ditahan.
Di gerbang berkarat penjara itu, petugas penjara dengan wajah masam menolak adanya pengunjung masuk.
Anjing penjaga menggongongi pengunjung sebelum tim penyelidik CNN disuruh pergi dari situs misterius tersebut.
Navalny ditahan di tempat itu selama dua setengah tahun.
Hidup di dalamnya tidak dapat diungkap.
Lokasi Penal Colony No. 2 sendiri berada di wilayah Vladimir, Rusia, dua jam berkendara dari Moskow.
Navalny pun membagikan kesannya terkait tempat tahanannya dalam sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya.
Akun pribadinya masih sangat aktif, dengan jumlah unggahan 1844, pengikut 4.2 juta.
Unggahan terkait penjara tempatnya ditahan menggunakan bahasa Rusia, dan setelah diterjemahkan Navalny menuliskan hal sebagai berikut:
"Aku tidak tahu mereka bisa mendirikan kamp konsentrasi 100 km dari Moskow," tulisnya dalam caption foto dirinya yang tunjukkan rambutnya sudah digundul.
"Kamera video ada di mana saja, semua orang menonton dan kekerasan sekecil apapun mereka membuat laporan. Kurasa seseorang di atas membaca '1984' karya Orwell," lanjutnya.
"Baru-baru ini orang-orang dipukuli sampai hampir mati dengan pemukul kayu. Kini caranya berubah, dan sejujurnya aku tidak ingat tempat di mana semua orang berbicara sangat sopan dan sangat menerima Anda. Inilah yang kusebut rumah baruku."
Sebuah pengakuan mengejutkan, dan penuh kecurigaan karena pastinya penjara tempat seseorang yang sampai diracun oleh Kremlin sendiri penuh dengan kekerasan yang mengerikan.
Kenyataannya, menurut seorang mantan tahanan, kehidupan di dalam penjara kota Pokrov itu bisa jauh lebih mengerikan.
Konstantin Kotov ditahan dalam dua masa tahanan, pertama selama 4 bulan, dan kedua selama 6 bulan, di Penal Colony No. 2 atas kejahatan melanggar undang-undang anti protes Rusia.
Ia dilepaskan Desember lalu dan khawatir jika ia kembali lagi ke penjara itu, tapi ia bersedia menceritakan pengalaman di dalamnya.
"Dari menit pertama Anda di sana Anda mengalami tekanan mental dan moral.
"Anda dipaksa lakukan hal-hal yang tidak akan Anda lakukan di kehidupan normal.
"Anda dilarang berbicara dengan tahanan lain. Mereka memaksa Anda mempelajari nama pegawai. Anda harus berdiri dari pukul 6 pagi sampai 10 malam.
"Anda tidak boleh duduk. Mereka tidak memperbolehkan Anda membaca, menulis surat. Hal itu bisa bertahan dua minggu atau tiga minggu."
Alexei Navalny dikirim ke penjara setelah pengadilan Moskow pada 2 Feburari mengganti masa tahanannya dengan penjara karena pelanggaran masa percobaannya.
Ia ditahan ketika ia kembali ke Moskow dari Jerman tempat ia memulihkan diri dari racun pelumpuh saraf, Novichok.
Navalny menyalahkan Rusia menaruh Novichok di celana dalamnya, dan AS serta Uni Eropa sangat setuju dan telah memberi sanksi kepada pejabat Rusia atas keterlibatan mereka.
Otoritas Rusia awalnya ragu mengatakan di mana Navalny berada, menolak memberitahu pengacara bahkan keluarganya di mana dia berada sampai beberapa hari setelah ia dipindahkan.
Kotov, mantan tahanan Penal Colony No. 2, menjelaskan tahanan tidur di ruang barak di atas kasur besi.
Sekitar 50-60 pria tidur di kamarnya, masing-masing memiliki ruang sangat terbatas untuk bergerak.
"Anda bangun pukul 6 pagi, keluar ke lapangan dan mendengarkan lagu kebangsaan Rusia, setiap hari lagunya Federasi Rusia," ujarnya.
"Anda tidak bisa menulis dan membaca. Contohnya aku menonton TV hampir setiap hari. Channel Rusia federal. Ini penyiksaan dengan TV."
Kenyataannya, kekerasan dapat ditemukan secara umum di penjara Rusia.
Video mengerikan dirilis oleh koran penyelidikan Rusia, Novaya Gazeta, tunjukkan tahanan dipukuli oleh penjaga di penjara Yaroslavl, daerah di sebelah tempat Navalny ditahan.
Pengadilan Rusia telah menghukum beberapa orang atas keterlibatan dalam hal yang menjadi skandal nasional tapi mantan tahanan mengatakan hal itu bukan satu-satunya kasus.
Kotov sendiri khawatir mengenai kondisi mental Navalny daripada kondisi fisiknya, mengatakan dengan profil Navalny artinya petugas tidak ingin ia dilukai secara fisik.
"Mereka ingin membungkamnya atas suaranya," ujar Kotov. "Itulah tujuannya."
Kekhawatiran mengenai kegagalan mental yang mungkin dialami Navalny pun merebak.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini