Jadi Penangkap Teroris-teroris Dunia, Terkuak Cara Mengerikan Amerika Serikat Perlakukan Para 'Teroris' Kelas Kakap, Penjara Ini Justru Jadi Simbol Ketidakadilan AS Sendiri

May N

Penulis

Intisari-online.com -Agen intelijen Amerika Serikat, CIA, adalah kelompok rahasia yang kerap melakukan aksi mengerikan.

Salah satunya adalah menangani para teroris di dunia.

Namun setelah cara mereka menangani para tersangka teroris ini, banyak yang mengkritik cara AS menjadi penegak hukum internasional.

Pasalnya, kondisi yang ada malah dianggap sebagai bentuk ketidakadilan AS untuk negara lain.

Baca Juga: Hampir Dibiarkan Membusuk di Salah Satu Penjara Terkejam di Dunia, Hambali dan Para Pelaku Bom Bali 1 Ini Kini Akan Diadili Secara Militer oleh Pentagon AS, Ini Kekejian Penjara Guantanamo AS

Para pelaku terorisme tersebut ditangkap kemudian dibawa ke kamp hukuman di Teluk Guantanamo, Kuba.

Tahun ini menjadi 19 tahun sejak kamp hukuman itu dibangun dan dijadikan tempat penahanan para penjahat "perang teror".

Guantanamo digambarkan dengan gambaran laki-laki dengan baju oranye, dibelenggu saat mereka 'diproses' ke dalam sangkar Camp X-Ray.

Camp X-Ray adalah fasilitas sementara pertama untuk "pejuang musuh" di Guantanamo.

Baca Juga: Terkuak Kerusuhan Gedung Capitol AS Rupanya Aksi Terorisme Lokal, Selain Dipimpin oleh Trump yang Dapat Julukan Pemimpin Teroris, Pendanaannya Dari Seorang Programmer Perancis!

Namun kekejian Guantanamo lebih dari itu, seperti diceritakan oleh seorang tahanan di sana, Abu Zubaydah.

Abu Zubaydah adalah seorang tahanan yang ditangkap dalam pertempuran senjata di Faisalabad, Pakistan, pada Maret 2002.

Nama aslinya adalah Zayn al-Abidin Muhammad Husayn, yang ditangkap atas tuduhan jika ia seorang jihadis dan terlibat dalam serangan 9/11 di Amerika Serikat, serta menjadi anggota Al Qaeda.

Tuduhan dimulai pada Maret 2000 saat pejabat AS melaporkan jika Zubaydah merupakan tangan kanan Osama bin Laden, serta mantan kepala kelompok Jihad Islam di Mesir, dan kekuatannya terus tumbuh dan berperan dalam serangan kedutaan Afrika Timur.

Baca Juga: Sudah Benci Setengah Mati dengan Iran, KiniAnak BuahDonald Trump TuduhIranJadi 'Pangkalan Baru' Al-Qaeda, Siapkan HadiahRp98,5Miliar untuk Informasi

Namun Abu Zubaydah ternyata adalah sosok tidak bersalah yang ditahan atas rekaan kejahatan, dan setelah mengalami penyiksaan mengerikan, analisis inteljijen menyebutkan ia tidak terlibat apapun dalam kasus terorisme 9/11, dan ia juga bukan anggota Al Qaeda.

Ia tidak pernah diberi tuduhan kejahatan, dan dokumen yang dirilis melalui pengadilan menunjukkan jika jaksa penuntut militer tidak memiliki rencana melakukannya.

Namun ia ditahan tanpa batas waktu di kamp Guantanamo.

Apa sebenarnya tujuan AS menahan orang tidak bersalah dan tanpa batas waktu?

Baca Juga: Bikin Geger Saat Ditangkap Ditemukan Banyak Kaset Film Porno di Persembunyian Osama bin Laden, Diduga Inilah Fungsi Asli Kaset Itu Ternyata Tidak Sembarangan

Zubaydah tidak sendirian, laporan dari middleeasteye.net tunjukkan jika kamp tahanan tersebut sudah menampung lebih dari 750 pria Muslim, dengan yang termuda baru berusia 15 tahun dan yang tertua berusia 73 tahun.

Mereka semua tetap ditahan tanpa dakwaan apapun.

Praktik keagamaan Islam diejek, tahanan dipaksa mendengarkan musik heavy metal berulang-ulang, pelecehan seksual pun dilakukan sebagai cara mematahkan iman narapidana Muslim, agar mereka mengakui tuduhan yang tidak berdasar.

Sampai-sampai ada kuburan Islam bagi mereka para tahanan yang tidak bisa dipulangkan dan akhirnya meninggal di penjara itu.

Baca Juga: Menjelang Berakhirnya Masa Jabatannya, Menlu AS Mike Pompeo Seenaknya Tuduh Iran Sebagai Markas Baru Al-Qaeda Tanpa Bukti, Rupanya Ini Tujuan Sebenarnya

Namun meskipun sampai pada 9 Januari 2021 lalu sudah ada 9 kematian di Guantanamo, kuburan Islam tetap kosong.

Zubaydah pada 2019 lalu merilis sketsa mengerikan untuk laporan oleh pengacaranya yang berjudul 'How America Tortures'.

Penyiksaan yang dilakukan meliputi penyiraman air ke saluran pernapasan, tangan diborgol di tiang-tiang yang posisinya begitu tinggi sampai tahanan harus berjinjit, kemudian dirantai dalam posisi duduk, kepala ditutupi dan pergelangan tangan dan kakinya juga diborgol.

Baca Juga: Jadi Tahanan Politik di Ujung Kekuasaannya, Begini Nasib Bung Karno yang Jarang Diketahui: 'Makanannya Diudek-udek Pakai Bayonet'

Namun tindakan mengerikan AS tidak hanya di situ saja, masih ada para tahanan yang kepalanya dibenturkan ke dinding kayu yang menutupi dinding semen, dan dilakukan secara berulang-ulang.

Kemudian ada juga hukuman kotak besar, yang memaksa tahanan untuk berada di sebuah kotak tertutup tapi ia tidak dapat berdiri, dan harus duduk di sebuah ember yang dimaksudkan menjadi tempatnya membuang air.

Baca Juga: Bak Pasukan Militer,Salah Satu Kelompok Teroris yang Dicap Paling Mematikan Sejagat Ini Juga Punya Rudal untuk Hancurkan Sebuah Negara, 'Israel dan Amerika Jadi Targetnya!'

Lalu, ada hukuman kotak kecil, yaitu sebuah tahanan masuk dan diborgol di kotak berukuran kandang anjing dan tidak memungkinkan untuk berada di posisi yang nyaman untuk apapun.

Baca Juga: Sering Ditemukan di Minimarket dan Warung Makan,Siapa Sangka Salah Satu 'Pintu Pahala Abadi' Ini Malah Jadi 'Dalang' Melimpahnya Dana Teroris di Indonesia

Hukuman yang terakhir adalah gangguan tidur, yaitu dilakukan secara horizonal, tangan tahanan diborgol kemudian diposisikan untuk tidur sehingga kondisi yang ada adalah kesakitan luar biasa dan tidak bisa tidur sama sekali.

Semua hukuman itu diberikan pada para tahanan yang dalam keadaan telanjang.

Guantanamo bisa dijadikan tempat penyiksaan sedemikian rupa karena menjadi 'tempat tanpa hukum' karena ketiadaan undang-undang di tempat terpencil itu.

Bahkan disebutkan jika hewan iguana memiliki lebih banyak hak di Guantanamo daripada para tahanan, karena ada denda sebesar 10 ribu Dolar AS jika hewan itu tertabrak.

Baca Juga: Guantanamo, Penjara CIA di Kuba yang Penuh Horor dan Bikin Musuh Bebuyutan AS Tak Bisa Berkutik

Begitu para tersangka teroris itu memasuki Guantanamo, tidak ada kepastian kapan atau apakah mereka bisa keluar.

Tahanan tersebut tidak dapat mengakses pengadilan federal AS, walaupun mereka ditahan oleh pemerintah AS.

Mereka diadili melalui komisi militer, sebuah pengadilan di bawah standar di mana sebagian besar bukti terhadap para tahanan diperoleh melalui penyiksaan.

Penyiksaan di Guantanamo mendapat izin dari pemerintahan Bush, yang kemudian setelah terkuak jika CIA berbohong, Obama berusaha menutup penjara tersebut, tapi pada masa Trump penjara itu dibuka seperti biasa.

Baca Juga: Petaka Donald Trump Menanti, Lakukan Dosa Ini Saat Menjadi Presiden, Donald Trump Sempat Terancam Mendapat Hukuman Mati Hingga Diincar Negara Ini

Kini, di tengah kepemimpinan presiden baru, Joe Biden tengah berkutat terkait apa yang harus dilakukan dengan penajra tersebut.

Abu Zubaydah sendiri saat ini berstatus hukuman penjara tanpa batas waktu tanpa persidangan.

Atas siksaan yang ia terima di Guantanamo, ia sampai kehilangan mata kirinya.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait