Guantanamo, Penjara CIA di Kuba yang Penuh Horor dan Bikin Musuh Bebuyutan AS Tak Bisa Berkutik

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com - Penjara Guantanamo adalah sebuah penjara rahasia milik CIA yang berlokasi di pangkalan Angkatan Laut AS di Teluk Guantanamo, Kuba.

Letak dan sejarah pangkalan ini tergolong unik. Ia terletak di Pulau Kuba, pulau yang juga terdapat Ibukota Kuba, Havana.

Kuba di bawah kepemimpinan Fidel Castro memang berseteru dengan AS.

Namun Castro tidak bisa berkutik dan tidak melakukan tindakan apa-apa terhadap Guantanamo karena terkait perjanjian kontak yang dilakukan oleh pemerintah sebelumnya.

(Baca juga: Hidup Borju dari Hasil Menipu: Menengok Kisah Hidup Angela Lee, Cak Budi, hingga Anniesa Hasibuan)

Perjanjian itu tidak memuat tanggal berakhir, artinya AS boleh memanfaatkan kapan saja.

Pemerintah AS secara resmi mengontrak 45 hektar daerah yang terdiri dari daratan dan perairan di sebelah timur Pulau Kuba, tepatnya di Teluk Guantanamo pada Desember 1903.

Daerah itu sebenarnya awalnya digunakan untuk pertambangan batu bara.

Atas kontrak itu, Kuba memdapat bayaran 2.000 dolar AS per tahun yang dibayar berupa emas.

Saat rezim Kuba berganti dan beralih ke haluan komunis, kemesraan antara kedua negara pun berakhir.

Terutama saat terjadi “Krisis Nuklir Kuba” (1961-1964), hubungan kedua negara putus.

Pemerintahan Kuba juga memutuskan pasokan air, listrik dan bahan makanan sehingga Pemerintah AS di Guantanamo memproduksi sendiri semua kebutuhan tersebut.

Sejak krisis itu pula daerah kontrak tersebut diubah menjadi pangkalan AL AS. Untuk memperkuatnya, dibangun pula sebuah pangkalan udara.

(Baca juga: Genius! Ayah Ini Dapat Ide Unik Agar Anaknya Mau Menyusu dan Tidak Rewel Saat Ditinggal Ibunya)

Karena letaknya yang sedikit terpencil dan dianggap tidak terperhatikan oleh masyarakat AS, pada tahun 2002,CIA menggunakan penjara di pangkalan ini.

Penjara tersebut digunakan untuk menahan orang-orang, terutama dari kawasan Timur Tengah yang diindikasi sebagai teroris.

Dikatakan diindikasi karena pada kenyataannya lebih dari 500 tahanan CIA itu tidak pernah diadili secara resmi.

Banyak cerita tentang penyiksaan dan horor yang dialami oleh para tahanan tersebut, muncul dari penjara ini.

Hingga kemudian pada tahun 2006 Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyarankan agar PBB melakukan penyelidikan secara resmi.

Hasil rekomendasinya, penjaranya ini harus ditutup. Namun pemerintah AS di bawah rezim George W Bush Jr bergeming.

Baru pada masa pemerintahan Barack Obama pada 22 Januari 2009, penjara ini resmi ditutup.

Tapi ditutupnya Guantanamo Bay tetap tidak bisa menghentikan sepak terjang para agen CIA yang cenderung bekerja di luar hukum dan melanggar HAM.

Secara diam-diam, para tahanannya dipindahkan ke penjara-penjara milik sekutu AS, terutama di Eropa Timur.

(Baca juga: Lika-liku Kehidupan Anak Kembar Siam Paling Tragis Dalam Sejarah, Salah Satunya Diperalat Sebagai Mesin Pencari Uang)

Artikel Terkait