Find Us On Social Media :

Betapa Primitifnya Negara Tetangga Indonesia Ini, Saat Perang Suku Sampai Pembantaian Massal jadi Cara Penyelesaian Masalah di Era Kehidupan Modern

By Maymunah Nasution, Senin, 8 Maret 2021 | 13:08 WIB

pembantaian massal menjadi produk dari penegakan hukum primitif di Papua Nugini

Sederhananya, hal itu sudah menjadi penegakan hukum sendiri di Papua Nugini.

Gubernur Hela Philip Undialu baru-baru ini mengatakan di masa lalu, perang suku itu terstruktur dan dilengkapi aturan.

Pihak berwenang tahu siapa yang terlibat dan ke mana harus pergi untuk menyelesaikan masalah dengan cepat.

Namun banyak hal berubah sejak misionaris pertama dan kolonisasi Provinsi Hela.

Baca Juga: ‘Ini Mengerikan. Ini Pembantaian’ Aparat Keamanan Tembakkan Peluru Tajam ke Arah Demonstran, 38 Orang Tewas, Myanmar Semakin Memanas, Dunia Berduka

Layaknya daerah lain di negeri itu, struktur budaya yang mengatur cara hidup orang telah digantikan oleh supremasi hukum.

Namun penegakan hukum efektif tetap menjadi tantangan terbesar negara tersebut.

Pasukan polisi memiliki beban kerja berlebih, dengan sumber daya minimum untuk memonitor dan mempertahankan penegakan hukum/

Menyusul pembantaian baru-baru ini, Undialu meminta bantuan tentara Angkatan Pertahanan Papua Nugini yang ditempatkan di lokasi untuk menghentikan pertempuran, tapi mereka meminta bayaran di muka.

Baca Juga: Penjagal dari Beirut, Jenderal Israel Ariel Sharon Bantai Penduduk Palestina dengan 'Bangga' hingga Kematian Menjemputnya Setelah Koma 8 Tahun