Find Us On Social Media :

Soroti Diet Tya Ariestya yang Ramai di Media Sosial, Benarkah Konsumsi Sayuran Justru Hambat Penurunan Berat Badan? Begini Penjelasan Dokter Gizi!

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 5 Maret 2021 | 07:00 WIB

Pola diet Tya Ariestya jadi sorotan karena beberapa hal, di antaranya kebebasan dalam konsumsi garam.

Intisari-Online.com –  Nama aktris Tya Ariestya mendadak ramai diperbincangkan di media sosial.

Ini rupanya berkaitan dengan kisah diet suksesnya yang dibagikan di media sosial, hingga akhirnya dirilis dalam bentuk buku yang berjudul "The Journey of Fit Tya Ariestya".

Beberapa orang sukses langsing dengan mengikuti pola diet tersebut, namun ada pula yang tidak cocok dan mengalami susah buang air besar.

Salah satu poin yang tertulis dalam Diet ala Tya tersebut adalah bahwa sayuran dianggap menghambat penurunan berat badan.

Baca Juga: Tak Butuh Olaraga Berat, Berat Badan Tya Ariestya Bisa Turun Drastis dengan Cara ini, Tidak Sampai Satu Jam!

Tentu saja ini mengandung pro dan kontra di kalangan warganet.

Pola diet tersebut pun tidak menyertakan sayur di dalamnya, meskipun Tya tetap mengonsumsi buah.

Lalu, benarkah sayur bisa menghambat penurunan berat badan?

"Tidak ada. Semua sayur pada dasarnya sehat," ungkap dr Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK kepada Kompas.com, Rabu (3/3/2021).

Baca Juga: Tya Ariestya Terdeteksi Preeklampsia, Mengenal Penyakit yang Sebabkan RA Kartini Meninggal

Raissa menambahkan, sayur adalah sumber serat, vitamin dan mineral yang sangat baik bagi tubuh.

Konsumsi sayur-sayuran juga memiliki banyak manfaat, sekaligus berperan untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit.

Misalnya, selulosa yang merupakan bagian utama dari dinding sel tumbuh-tumbuhan atau sayur dapat memberi bentuk pada feses dan membantu gerakan peristaltik usus.

Kondisi itu pada akhirnya dapat membantu proses buang air besar (BAB) dan mencegah sembelit atau konstipasi.

Kebanyakan sayuran juga memiliki kalori yang sangat rendah sehingga sangat baik untuk orang yang sedang diet.

"Jika kekurangan sayuran maka berisiko terkena berbagai penyakit seperti kanker usus besar, infeksi usus dan juga penyakit metabolik," ungkap dokter yang berpraktik di MMC Hospital dan RSPI Puri Indah itu.

Namun, cara pengolahan sayur-sayuran juga perlu menjadi perhatian penting. Sebab, pengolahan yang tidak tepat bisa membuat nutrisinya hilang.

"Untuk menjaga nutrisi dalam sayuran sebaiknya jagalah waktu, suhu dan air saat memasak," kata Raissa.

Suhu masak yang terlalu tinggi, misalnya, membuat semakin banyak nutrisi sayuran yang hilang.

Baca Juga: Beredar di Kalangan Peserta Diet, Benarkah Tidak Makan Malam Bantu Turunkan Berat Badan? Begini Penjelasan Para Ahlinya!

Hindari pula memakai air untuk memasak sayur, terutama untuk sayuran dengan vitamin larut air.

"Metode masak yang paling baik adalah dengan cara dikukus," ungkapnya.

Lalu, apakah bisa buah-buahan menggantikan peran sayuran pada orang-orang yang tak suka sayur seperti Tya?

Sayangnya, hal itu tidak bisa dilakukan.

Raissa kemudian menyebut pedoman Isi Piringku yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan.

Pedoman tersebut menyertakan sayur dan buah sebagai sumber nutrisi yang perlu dikonsumsi setiap hari.

"Tidak bisa (buah menggantikan peran sayur) karena semuanya memiliki peran tersendiri."

"Dari Isi Piringku yang disarankan Kemenkes, setiap hari diperlukan konsumsi buah dan sayur, dengan jumlah setengah dari piring makan berisi buah dan sayuran," papar Raissa. (Nabilla Tashandra) Baca Juga: Maksud Hati Olahraga Turunkan Berat Badan Tapi Bukan Lemak yang Hilang, Ini Tandanya Kehilangan Massa Otot!

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari