Find Us On Social Media :

China yang Salah Tapi Disebut Pakar Bak Makan Buah Simalakama: Hanya Akan Merusak dan Rugikan Taiwan Sendiri, Salah Satu Opsi Malah Seperti Bunuh Diri

By Mentari DP, Rabu, 3 Maret 2021 | 09:25 WIB

Ilustrasi militer Taiwan.

Intisari-Online.com - Ketegangan meningkat antara China dan Taiwan. Bahkan bisa menjadi lebih buruk.

Apa penyebabnya?

Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (3/3/2021), ketegangan itu diakibatkan konfrontasi atas kedaulatan Kepulauan Matsu di Laut China Timur.

Baca Juga: Sama-sama Disebut Diktator Paling Kejam, Kim Jong-Un Pernah Lempar Jenderalnya ke Tangki Piranha, Maka Pria Ini Cungkil Mata dan Kebiri Para Tahanan

Di mana konfrontasi itu bisa memicu perang habis-habisan antara kedua belah pihak.

Steve Tsang, Direktur China Institute di SOAS telah memperingatkan ketegangan di kepulauan Laut China Timur tersebut.

Sebab, sejak lama kepulauan itu telah disengketakan.

Dan itu semakin buruk dengan laporan bahwa China sekarang melakukan operasi pengerukan besar-besaran dengan banyak kapal di wilayah yang diklaim oleh Taiwan tersebut.

Pakar tersebut bersikeras bahwa operasi yang dilakukan oleh Beijing tersebut dapat memicu kemarahan Taipei.

Baca Juga: Dikepung di Laut China Selatan, Kapal China Mendadak Lakukan Tindakan Mencurigakan di Laut China Timur, Ketahuan Nelayan Taiwan Karena Bukti Ini

Bahkan dapat memaksa Taiwan untuk bergerak menghadapi China secara terbuka atau berisiko kehilangan kedaulatan atas wilayah yang disengketakan.

"Itu memang menyebabkan sedikit masalah bagi pemerintah di Taiwan," ucap Tsang.

"Karena jika mereka tidak melakukan apa-apa, mereka secara de-facto menerima pernyataan Cina tentang hak kedaulatan dan yurisdiksi atas Matsu."

"Bagi mereka, tentu tidak mungkin dilakukan."

Analis melanjutkan: "Maka pemerintah Taiwan tidak punya cara lain selain menghadapi pasukan China."

"Misalnya dengan mengirimkan penjaga pantai Taiwan untuk melindungi perairan tersebut."

"Tapi sikap Taiwan itu bisa dianggap China sebagai konfrontasi yang memicu perang."

"Dan itu bak seperti bunuh diri bagi Taiwan sendiri."

Dilaporkan operasi pengerukan China disebut sebagai kampanye 'zona abu-abu'.

Di mana satu kekuatan dapat menghabiskan sumber daya yang lain tanpa terlibat dalam perang terbuka.

Kapal pengerukan pasir dilaporkan berkerumun di sekitar wilayah yang dikuasai Taiwan seperti pulau Matsu.

Baca Juga: Suka Nyelonong Wilayah Orang Tapi Tak Mau Diganggu Balik, Militer China Siap Ledakkan Kapal Perang Amerika yang Lewati Wilayah Sengketa Ini, Sebut Pasukan Xi Jinping Siap Perang

Kapal-kapal China kemudian dapat menggunakan pasir yang mereka kumpulkan untuk proyek konstruksi di daratan di wilayah mereka.

Namun, pejabat dan penduduk Taiwan yang tinggal di pulau Matsu mengaku terkenda dampak yang signifikan.

Ada lebih dari 13.000 orang tinggal di Kepulauan Matsu dan menurut mereka pengerukan membuat sumber daya alam di sekitar pulau berkurang.

Bahkan operasi tersebut telah mengganggu ekonomi dan merusak kabel bawah laut.

Sementara ada juga kekhawatiran kehidupan laut dapat dirugikan.

Skala kampanye pengerukan sedemikian rupa d mulai pada tahun lalu.

Hampir 4.000 kapal China diperingatkan untuk menjauh dari perairan yang dikendalikan Taiwan, kata penjaga pantai Taiwan.

Padahal tahun lalu, hanya ada 600 kapal yang diusir pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: Pasok Puluhan Senjata Buat Jaga-jaga Jika China Menyerang, Terkuak Rencana Joe Biden untuk Membantu Taiwan, Sindir Keras Xi Jinping via Telepon