Find Us On Social Media :

Hingga Ajal Menjemputnya, Pilot Pesawat yang Jatuhkan Bom Atom di Jepang Sampai Renggut Ratusan Ribu Nyawa Tetap Berkepala Dingin, 'Saya Tidak Menyesal'

By Mentari DP, Senin, 1 Maret 2021 | 14:30 WIB

(kiri) Pengeboman Hiroshima, (kanan) Paul Warfield Tibbets Jr, Pilot pesawat pengebom Hiroshima.

Intisari-Online.com - Masih ingatkah Anda tentang sejarah jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang?

Bisa dibilang itu adalah salah satu memori kelam Perang Dunia II.

Jutaan orang tewas hingga membuat Jepang mundur dari Perang.

Baca Juga: 'Kami Bisa Merampok Tapi Kami Tidak Melakukannya', Puluhan Orang di Negara Ini Ramai-ramai Jual Ginjal dengan Harga Murah, Alasannya Bikin Miris

Nah, bicara soal bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, tahukah Anda siapa penerbang pesawat pengebom itu?

Dia adalah Brigadir Jenderal Paul Warfield Tibbets Jr.

Sebagai penerbang yang kenyang asam garam pertempuran, nama Tibbets sudah populer sejak awal PD II.

Tapi lewat aksinya melepas bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, nama Tibbets tidak hanya sekedar populer, tetapi makin melegenda.

Tibbets lahir di Quincy, Ilinois AS pada tahun 1915 dan menghabiskan masa remajanya di Miami, Amerika Serikat (AS).

Pada tahun 1937, Tibbets bergabung dengan Army Air Corps dan selanjutnya menjadi penerbang pesawat pengebom di Eropa.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Negara Maju, Ternyata Utang Jepang Tembus Rp170.800 Triliun, Sementara Utang Indonesia 'Hanya' Rp5.000 Triliun Saja

Dalam peperangan di atas udara Eropa, Tibbets dikenal sebagai pilot yang handal, maka militer AS kemudian memintanya untuk pulang ke AS dan bertugas sebagai test pilot pesawat pengebom terbaru AS, B-29 Superforttresses.

Pada bulan Agustus 1945, Tibbets dan timnya dipercaya oleh pemerintah AS untuk menerbangkan B-29 Enola Gay dan melepaskan bom atom ke daratan Jepang,

Saat itu, Tibbets yang baru berumur 30 tahun dan karena pretasinya di medan tempur telah berpangkat Kolonel.

Setelah melakukan latihan dan persiapan matang, B-29 Enola Gay sukses melepaskan bom atom di Hiroshima dan mengakibatkan 70.000 orang tewas serta 100.000 lainnya luka-luka.

Bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima merupakan bom nuklir pertama yang digunakan dalam perang.

Sementara bom atom kedua yang dijatuhkan di kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945 juga mengibatkan bencana yang luar biasa.

Tapi Tibbets tidak ikut dalam misi pengeboman yang kedua itu.

Pasca PD II, Tibbets yang menjadi sosok perhatian dunia, menyatakan tidak menyesal atas misinya mengebom atom Hiroshima.

Ia berpendapat jatuhnya bom atom di Jepang yang kemudian menghentikan PD II telah menyelamatkan jutaan nyawa prajurit Sekutu.

Tibbets juga tetap aktif sebagai anggota AU AS (USAF) dan baru pensiun pada tahun 1966 dengan pangkat Brigadir Jenderal.

Baca Juga: Pantas Saja Tentara Jepang Begitu Perkasa, Melalui Doktrin Ilahi Kaisar Jepang, Tentara Jepang Harus Bertempur Sampai Menang atau Mati Bunuh Diri

Tibbets kemudian pindah ke kawasan Columbus untuk menjalankan bisnis penerbangan hingga tahun 1985.

Tapi kontroversi tentang pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki yang menimbulkan bencana kemanusiaan luar biasa tetap saja mengusik ketenangan Tibbets di masa pensiunnya.

Misalnya saja, pada tahun 1976 untuk mengenang pengeboman atas Hiroshima dan Nagasaki, Tibbets kembali menerbangkan pesawat B-29 dalam sebuah acara Air Show dan memperagakan bagaimana cara bom atom dijatuhkan.

Aksi peragaan yang dimaksudkan untuk mengenang sejarah itu ternyata mengakibatkan kritik dan kecaman pengeboman atom atas Jepang makin gencar.

Namun, Tibbets sekali lagi menanggapi dengan kepala dingin tanpa pernyataan penyesalan.

Untuk menghindari aksi kecaman atau sasaran demonstran lebih lanjut jika dirinya sudah meninggal, Tibbets berpesan agar makamnya dibuat tanpa identitas.

Permintaan Tibbets atas tata cara pemakamannya akhirnya dituruti.

Pada 1 November 2007, Tibbets meninggal duniakarena serangan stroke dan gagal jantung dalam usia 92 tahun.

Jenasahnya kemudian dikremasi dan abunya ditabur di laut Selat Inggris.

Selat yang di atasnya sering diterbangi pesawat pengebom yang dipiloti Tibbets pada masa PD II. 

(Ade Sulaeman)

Baca Juga: Lakukan Teror di Banyak Wilayah Sengketa, China Terungkap Telah Nyelonong Puluhan Kali Selama Tahun 2021, Bikin Jepang Waspada dan Gaet Amerika Untuk Lakukan Hal Ini