Find Us On Social Media :

Buntut Konflik Indonesia-Belanda Soekarno Diasingkan ke Berbagai Daerah Terpencil, Tak Habis Akal Begini Cara Bung Karno Berkomunikasi dengan Para Gerilyawan

By Khaerunisa, Senin, 22 Februari 2021 | 19:15 WIB

Pesanggrahan Soekarno di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Buntut Konflik Indonesia-Belanda Soekarno Diasingkan ke Berbagai Daerah Terpencil.

Intisari-Online.com - Meski telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Bangsa Indonesia justru terpaksa terlibat konflik Indonesia-Belanda selama 4 tahun.

Saat itu, Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia, bahkan ingin kembali berkuasa di Tanah Air.

Antara tahun 1945 hingga 1949, Belanda melancarkan agresi militer sebanyak 2 kali, yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I dan Agresi Militer Belanda II.

Pelawanan fisik pun dilakukan rakyat Indonesia, di samping upaya diplomasi.

Baca Juga: Dampak Konflik Indonesia-Belanda, Indonesia Pernah Hanya Meliputi Jawa Sumatera dan Madura Saja, Ini Sebabnya

Buntut dari konflik Indonesia-Belanda ini, para Tokoh Bangsa, termasuk Soekarno dan Mohammad Hatta, pernah diasingkan ke daerah terpencil.

Belanda melakukannya setelah Agresi Militer Belanda II, dengan alasan agar para Tokoh Bangsa terisolir dari pergaulan dunia internasional.

Saat masa pengasingan, mereka tidak ditumpuk di satu lokasi saja, melainkan disebar di beberapa tempat. Beberapa di antaranya diasingkan bergantian dengan menggunakan lokasi yang sama.

Satu di antara lokasi pengasingan Soekarno yaitu di Parapat, Sumatra Utara. Di tempat ini ada kisah bagaimana cerdiknya Bung Karno untuk berkomunikasi dengan para gerliyawan.