Dewan Durham memungut suara tanpa nama untuk mengadopsi larangan tersebut setelah 1600 warga mengajukan petisi.
"Pasukan Pertahanan Israel dan Polisi Israel memiliki sejarah panjang kekerasan terhadap warga Palestina dan warga Yahudi kulit berwarna," ujar petisi 'Demiliterize! From Durham2Palestine'.
"Taktik-taktik ini lebih jauh memiliterisasi pasukan polisi AS yang dilatih di Israel, dan pelatihan ini membantu polisi meneror komunitas kulit hitam dan kulit berwarna di AS."
Memang, saat menghukum minoritas Muslim dalam embel-embel melawan terorisme, Israel, "pelanggar HAM kronis" adalah pelanggar paling baik dari yang terburuk.
Inilah sebabnya China, Myanmar, dan India telah berpaling kepada militer Israel untuk memandu upaya mereka menekan populasi Muslim Uighur, Rohingya, dan Kashmir.
"Israel dan India adalah mitra dalam perang melawan momok ini dan tidak ada kompromi dalam cara melawan terorisme," demikian pernyataan bersama tahun 2003 antara Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dan Perdana Menteri India saat itu Atal Bihari.
Sejak itu Israel tidak hanya memberi India persenjataan dan teknologi yang dibuat khusus untuk menekan aspirasi pembebasan Kashmir, termasuk Kendaraan Udara Tak Berawak (UAV), peralatan pencari jarak jauh dan penargetan, dan senjata udara-ke-darat yang canggih, tetapi juga badan intelijen Israel secara rutin melakukan perjalanan ke India untuk melatih rekan-rekan mereka dalam strategi kontra-pemberontakan.
"Dalam gaya dan karakternya, struktur kekuatan dan tren konsolidasinya mirip dengan yang terjadi antara Israel melawan Palestina," ujar pengamat Shaid Lone, jurnalis di Kashmir yang masih merupakan wilayah India.