Dosa Besar Benjamin Netanyahu, Sesumbar Negaranya Aman dari Covid-19 dan Gelar Vaksinasi Dini, Nyatanya Israel Masih Menderita Karena Pandemi dan Polah Biadabnya Ini

Maymunah Nasution

Penulis

Benjamin Netanyahu

Intisari-online.com -Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, mungkin adalah salah satu pemimpin paling kontroversial di masa sekarang.

Tanpa henti dan tanpa ampun ia menggempur Palestina lewat pendudukan Yerusalem, lalu menguasai wilayah Tepi Barat.

Tapi dosa paling mengerikan yang terang-terangan ia lakukan adalah tidak memvaksinasi warga Palestina saat ia laksanakan vaksinasi akbar di Israel.

Jika ia berstatus menduduki wilayah berdaulat itu, tentunya ia harus memberikan sarana vaksinasi untuk warga Palestina juga.

Baca Juga: Biasanya Jalankan Misi Sabotase Hingga Pembunuhan, Siapa Sangka Mata-Mata Israel Mossad Juga Berperan Melawan Covid-19 dengan Cara Ini

Alih-alih ia hanya memvaksinasi rakyat Israel saja.

Kini meskipun ia sesumbar negaranya menjadi tempat paling aman dari Covid-19, tapi banyak yang mengecam aksi sewenang-wenangnya.

Serta, bagaimanapun cara ia mengklaim negaranya aman dari virus Corona, rupanya hal itu tidak sepenuhnya benar.

Dikutip dari haaretz.com, rupanya pengelolaan pandemi di Israel jauh dari sesumbarnya Netanyahu.

Baca Juga: Militer Israel Siapkan Ini untuk Melawan Iran, Letnan Jenderal Kohavi: 'Saya Telah Menginstruksikan Angkatan Bersenjata Israel'

Pemerintah Israel disebut telah lolos lewat cara yang hampir seperti bunuh diri dari lockdown ketiga Israel.

Selain itu, penanganan Covid-19 di Israel digambarkan jadi campuran kepanikan, perencanaan buruk, dan diliputi kepentingan politik.

Gambaran itu cukup meningkat karena kampanye vaksinasi, tapi itu pun tidak cukup untuk mengabaikan kerusakan yang dibuat oleh Netanyahu sendiri dalam menangani Covid-19.

Kampanyenya yang disengaja menghancurkan pegawai negeri dan membuat sistem hukum runtuh dalam tanggapannya atas pengadilan pidana untuknya jelas-jelas merusak upaya membasmi virus.

Baca Juga: Resmi Dilantik, Joe Biden Bentuk Pemerintahan Baru, Bagaimana Tanggapan Israel?

Rupanya Netanyahu dituduh terlibat dalam praktik korupsi, dan Senin kemarin saat ia hadiri persidangannya, ia mengatakan kepada para juri di pengadilan Yerusalem jika ia tidak bersalah sebelum berdiri, mengatakan "terima kasih banyak" dan pergi dengan motornya.

Ia meninggalkan ruang sidang 20 menit setelah dimulainya sidang dengar Senin kemarin, yang akhirnya dilanjutkan tanpa kehadirannya.

Sesi dengar tersebut dimulai fase kedua prosedur legal aturan preseden yang pertama kalinya melibatkan dakwaan pada perdana menteri Israel saat ia masih menjabat dan berkampanye untuk pemilu yang akan dilaksanakan sebentar lagi.

Ahli politik di Universitas Hebrew di Yerusalem, Gayil Talshir, mengatakan jika pengadilan tempat Netanyahu disidang adalah sebuah awal memalukan bagi Netanyahu di depan bendera Israel dan saat ia berkuasa.

Baca Juga: Dianggap Sebagai Negara Paling Tinggi Berikan Vaksin pada Rakyatnya, Mengapa Kasus Covid-19 di Israel Malah Semakin Tinggi?

Dilansir dari The Washington Post, sejak sidang dimulai Mei tahun lalu, Netanyahu telah terus-terusan mengklaim ia tidak bersalah dan menyebut kasus itu sebagai bagian dari langkah politik untuk menggulingkan dirinya.

Netanyahu harusnya diadili pada 13 Januari, tapi sidang dengar itu tertunda karena keputusan perdana menteri sendiri yang menerapkan lockdown sebulan di tengah meningkatnya kasus virus Corona.

Kritik yang beredar mengatakan jika Netanyahu sebelumnya sudah diberi saran oleh petugas kesehatan untuk mengunci kota-kota dengan tingkat infeksi tinggi, tapi baru dilaksanakan sekarang untuk manuver politik menunda sidang.

Hal itu disusul oleh pernyataan mengejutkannya jika darah pasien Covid-19 yang gugur berikutnya akan berada di tangan musuhnya, yang segera bocor ke media Israel.

Baca Juga: Bagaimana Iron Dome Israel Menghadapi 690 Roket dan Mortir Hamas, Benarkah Tidak Segagah Sebagaimana yang Diklaim?

Padahal ia tidak menutup Bandara Ben-Gurion, bandara internasional Israel, dan tidak berikan batasan-batasan apapun.

Rakyat kecewa dengan penanganan Covid-19 di Israel, yang sampai sekarang sudah menyebabkan 5000 kematian warga Israel.

Lebih dari itu, sekolah-sekolah di Israel juga belum dibuka lagi.

Netanyahu dituduh dengan penyuapan, penipuan dan penggelapan dana dalam "Case 4000," yang secara lebih rinci ia dituduh berikan bantuan ilegal kepada perusahaan telekomunikasi raksasa dan pemilik situs berita dalam pertukaran untuk liputan positif mengenai dirinya dan keluarganya sebagai perdana menteri.

Baca Juga: Setelah Normalisasi Hubungan dengan Israel, UEA Tiba-tiba Pangkas Drastis Bantuan ke Palestina Rp726,7 Miliar pada 2020, Ada Apa?

Ia juga menghadapi tuntutan penipuan dan penggelapan dana dalam "Case 1000," yang mana ia dicurigai menerima uang 200 ribu Dollar untuk tembakau, sampanye dan hadian lain dari pejabat film Israel di Hollywood Arnon Milchan dan dari miliuner Australia James Packer.

Kritik tidak juga berhenti karena Israel sekarang mencatat jumlah kematian harian tertinggi dan juga laju infeksi harian tertinggi, meskipun termasuk negara yang segera laksanakan vaksinasi.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait