Find Us On Social Media :

Eropa Seperti 'Negara Komunis' dengan Ratusan Tunawisma karena Covid-19, Seorang Sukarelawan: 'Ini Pusat Kota Glasgow Abad ke-21'

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 14 Februari 2021 | 12:49 WIB

Dampak Covid-19

Intisari-Online.com - Ratusan tunawisma mengantre untuk mendapatkan makanan di tengah badai salju di Glasgow, Skotlandia, yang membuat pemandangan itu seperti berada di " negara komunis".

Melansir dari Metro pada Sabtu (13/2/2021), ada hampir 200 orang tunawisma melawan cuaca dingin yang parah karena Badai Darcy dari Baltik ke Inggris.

Kindness Homeless Street Team, suatu organisasi di Skotlandia, yang tetap keluar menjalankan misinya di cuaca dingin untuk memberi makanan kepada mereka yang membutuhkan.

Seorang sukarelawan, Graeme Weir, membagikan foto pada Senin (8/2/2021) menunjukkan realita kehidupan di jalanan kota terbesar Skotlandia selama cuaca terdingin yang telah dialami negara itu selama 25 tahun dan pandemi Covid-19.

Baca Juga: 'Tolong Jangan Terlalu Mengandalkan Inter AS', Peneliti WHO Sebut Intelijen AS Tidak Dapat Diandalkan untuk Selidiki Asal-usul Virus Corona

Weir mengatakan di Facebook:

"Ini bukan negara Eropa Timur yang telah dihancurkan oleh pemerintahan komunis selama bertahun-tahun."

"Ini adalah Pusat Kota Glasgow tadi malam di abad ke-21, di mana orang-orang menunggu dalam antrean untuk diberi makan oleh Kindness Homeless Street Team, Glasgow," terangnya.

"Ini membuatku sangat marah...ini harus diakhiri."

Baca Juga: Abaikan Teori Trump, Biden Pilih Jauhkan Diri dari Teori Kebocoran Virus Corona dari Lab China

"Saya mengenal beberapa orang ini secara pribadi dan kebanyak dari mereka adalah orang-orang baik yang baru saja mengalami 'hantaman di jalan (ekonomi)'," ungkapnya.

Lalu, ia berseru kepada netizen untuk saling peduli kepada sesama bangsa yang beradab.

"Bahkan jika yang bisa Anda berikan hanyalah sedikit rasa saling menghormati, senyuman, dan (menyapa) halo pada saat Anda melihat tunawisma, percayalah bahwa hal itu sudah cukup untuk mengubah hidup mereka," ujarnya

"Tidak pernah terjadi, bersikap baik begitu penting sekarang," ucapnya.

Baca Juga: AS yang Paling Getol Ingin Usut Asal usul Virus Corona, Rupanya Tanggapan Biden Hanya Begini Saat Tahu Hasil Temuan Tim WHO di Wuhan yang 'Mengecewakan'

Kelompok itu mengatakan terdapat peningkatan 13.000 poundsterling (Rp 252,1 juta) sejak gambar itu viral pada awal pekan ini.

Tokoh politik dari seluruh Skotlandia juga mengomentari pemandangan itu, seperti pemimpin Konservatif Skotlandia, Douglas Ross menyebutnya "mengejutkan" dan "mengerikan" untuk melihat hal itu terjadi di Glasgow "di zaman sekarang ini".

Tim Kindness Homeless Street dimulai oleh Glasweigian Laura McSorley (37 tahun) pada 2019, ketika dia mengatakan hanya memiliki 5 poundsterling (Rp 96.974) di sakunya.

 

McSorley mengatakan kepada Sky News bahwa permintaan meningkat secara dramatis ketika lockdown pertama dimulai pada Maret lalu.

Baca Juga: Penelitian WHO Sudah Buahkan Hasil, Gagalkan Teori Konspirasi Jika Virus Corona Adalah Virus yang Bocor dari Laboratorium Wuhan, Lantas Dari Mana?

Aturan Covid-19 itu memaksanya untuk melakukan operasi berskala lebih besar dan memberikan makanan hangat kepada mereka yang berada di jalan 4 malam sepekan.

Laura dan 60 sukarelawannya memperkirakan mereka telah membagikan puluhan ribu makanan dan membantu 150 orang menemukan rumah.

Pemerintah Skotlandia menampung para tunawisma di hotel-hotel ketika krisis Covid-19 dimulai dan bersikeras bahwa mereka telah diberi makan yang cukup.

Namun, McSorley mengklaim beberapa orang yang mereka beri makan hanya diberi sekotak sereal dan sepotong buah untuk bertahan sepanjang hari.

Baca Juga: Lalui Proses Panjang Sampai Diizinkan Selidiki Asal Usul Virus Corona, Tim WHO Mengatakan Sumber Covid-19 Tetap Tidak Teridentifikasi

Gambar tersebut telah memicu perdebatan tentang keadaan tunawisma di Skotlandia.

Ross mengatakan kepada Sky News bahwa SNP telah "membiarkan tunawisma yang terus meningkat dalam pengawasan mereka dan anggaran mereka dengan memalukan mengusulkan pemotongan lebih dari 250 juta poundsterling (Rp 4,8 triliun) dari anggaran Perumahan Sosial".

Seorang juru bicara pemerintah Skotlandia mengatakan tidur nyenyak di Skotlandia berada pada rekor terendah, tetapi pandemi Covid-19 telah "menunjukkan kelemahan mendasar dalam sistem kesejahteraan pemerintah Inggris."

Baca Juga: Dianggap Sebagai Negara Paling Tinggi Berikan Vaksin pada Rakyatnya, Mengapa Kasus Covid-19 di Israel Malah Semakin Tinggi?

Para ahli mengungkapkan meskipun tidak mungkin ada wabah skala besar di Wuhan atau tempat lain di China sebelum Desember 2019, namun mereka tidak menutup kemungkinan bahwa wabah itu menyebar di wilayah lain.

(*)