Find Us On Social Media :

Ceplukan, Buah Penyelamat Prajurit Romawi yang Dulu Dicampakan Tapi Kini Malah Jadi Buruan, Ini Cara Mengolahnya

By Ade S, Sabtu, 13 Februari 2021 | 13:49 WIB

Ceplukan

 

Intisari-Online.com - Siapa sangka jika buah ceplukan yang biasa kita temukan di pekarangan dan diabaikan ini kini berubah menjadi buruan.

Bahkan, harganya pun kini melambung sangat tinggi mencapai Rp500 ribu per kilonya.

Itu di Indonesia, sementara di Brunei Darussalam, harga per buah ceplukan mencapai Rp10 ribu.

Ya, buah yang dulu pernah menyelamatkan prajurit Romawi ini kini telah berubah status dari buah yang diabaikan menjadi buah buruan.

Baca Juga: Perencanaan Pembagian Provinsi di Papua Disebut Pakar Akan Jadi Buah Simalakama: Hanya Akan Merusak dan Rugikan Indonesia Sendiri, Ini Sebabnya

Di Indonesia ceplukan ini bisa dijumpai di banyak daerah. Tanaman ini tumbuh liar di lahan kosong, pekarangan rumah, atau tempat lain yang tanahnya tidak becek, baik di dataran rendah maupun tinggi.

Di Bali dikenal dengan ciciplukan, sedangkan di Madura dikenal dengan nyor-nyoran. Lain lagi di Jawa Barat (cecenetan), di Jawa Tengah (ceplukan), dan masih banyak lagi nama daerah lainnya.

Terna semusim yang tingginya hanya 10-80 cm ini bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika tropika.

Ia didatangkan oleh orang Spanyol pada zaman penjajahan abad XVII, ketika orang VOC masih merajalela bersaing dengan orang Spanyol dan Portugis menjajah bangsa kita.

Baca Juga: Iran Tidak Bisa Berbohong Lagi, Diam-diam Mereka Luncurkan Roket yang Bisa Hancurkan 10 Satelit Sekaligus, Buat Anak Buah Joe Biden Ini Ketar-ketir Karena Takut Perang