Penulis
Intisari-Online.com – Wabah pandemi virus Covid-19 tidak hanya memakan banyak korban, dari yang terpapar bahkan hingga meninggal dunia.
Pandemi Covid-19 ini juga berimbas pada kegiatan ekonomi akibat diberlakukannya pembatasan sosial hingga lockdown di negara masing-masing.
Kegiatan pariwisata mungkin yang paling terpuruk karena imbas Covid-19 ini, karena penduduk dilarang untuk bepergian, cukup di rumah saja.
Para pelaku kegiatan pariwisata, termasuk pilot dan pramugari juga menjadi imbasnya, ini kisah beberapa di antaranya.
Seorang pilot maskapai penerbangan komersial bernama Patrick Pawelczak asal Sant Andreu de Llavaneres, Spanyol, menceritakan kisahnya yang kini beralih menjadi tukang kuli bangunan dan pengantar selama pandemi.
Mantan pilot Boeing 737 ini menceritakan pengalamannya melalui sebuah postingan di aplikasi LinkedIn setelah terinspirasi oleh temannya sendiri yang bernasib sama.
Pawelczak menceritakan bagaimana 12 bulan yang lalu ia mengeluh soal jam terbangnya yang berkurang drastis.
Ia bekerja untuk maskapai Slowakia Go2Sky dan harus berhenti gara-gara pandemi Covid-19.
“Saya hanya terbang 700 jam tahun itu,” ungkapnya seperti dikutip dari Mirror, Selasa (26/1/2021).
Setelah menyelesaikan tugas di Turki dengan 6 penerbangan, ia kembali ke Barcelona. Kini ia bekerja sebagai kuli bangunan dan pengantar untuk menyambung hidup keluarganya.
“Saya ingin berbagi pengalaman saya sendiri dalam mengerjakan konstruksi dan pengiriman ke Amazon untuk menunjukkan bahwa kita semua bisa melanjutkan hidup meski tidak dapat terbang,” ujar Pawelczak.
Meski berhenti bekerja menjadi pilot, ia merasa lega bisa berada di rumah dan berbicara langsung dengan istri dan putrinya bukan hanya di FaceTime.
“Mungkin memang begini, saya ditakdirkan untuk berada di sini bersama keluarga saya, mendukung istri saya dan menemani putri saya tumbuh,” lanjutnya.
Pawelczak juga mengatakan bahwa meski dirinya sedang berada di masa yang sulit, ia percaya segala sesuatu terjadi karena suatu alasan.
Pawelczak segera beradaptasi dengan kebiasaan sehari-harinya setelah berhenti menjadi pilot. Ia pernah merasa tidak tahu apa yang harus dilakukan hingga kemudian ia mengesampingkan harga dirinya dan beralih pekerjaan sebagai pekerja konstruksi dan pengiriman Amazon.
Meskipun sebelumnya ia tak pernah melakukan pekerjaan tersebut, Pawelczak mengatakan bahwa ia dengan cepat mempelajarinya.
“Saya akan terus melakukan apa pun yang perlu saya lakukan sampai saya dapat mulai terbang lagi dan saya sudah menantikan hari itu,” pungkasnya.
Pramugari Jualan Elpiji
Tak hanya pilot pesawat, beberapa waktu lalu seorang pramugari juga berusaha bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.
Demi menyambung hidup, seorang mantan pramugari di Filipina memutuskan berjualan alpukat setelah dipecat perusahaan tempat dia bekerja dulu.
Dara bernama Marielle Enrique alias Em Enrique tersebut adalah salah satu dari ribuan korban pemutusan hubungan kerja ( PHK) dari maskapai penerbangan di Filipina.
Industri penerbangan Filipina memang terpukul keras oleh pandemi virus corona sehingga berdampak pada pengurangan tenaga kerja.
Dilansir dari Business News Philipphine, Em Enrique mengaku bahwa dia telah bekerja sebagai pramugari selama lima tahun. Namun, karena pandemi virus corona menghantam keras industri penerbangan, maskapai tempat dia bekerja dahulu mulai mengurangi jumlah karyawan.
Dia termasuk di antara karyawan yang dipecat oleh eks maskapai tempatnya bekerja.
Pemecatan itu membuatnya bersedih.
Sebenarnya, Em Enrique memiliki tabungan ketika masih bekerja sebagai pramugari.
Namun, uang tabungannya mulai terkuras untuk membiayai operasi ibunya yang tengah sakit.
Hingga akhirnya uang tabunganya habis untuk membiayai perawatan sang ibu,
Em Emrique mulai cemas dan khawatir untuk menyambung hidup.
Tetapi, dia tidak terlalu lama terjerembab dalam kubangan keputusasaan.
Em Enrique mulai memutar otak agar dia bisa menyambung hidup.
Dia akhirnya memutuskan berjualan buah-buahan dan sayur-sayuran secara online.
“Aku mengambil kesempatan ini untuk beristirahat (dari dunia penerbangan). Aku harus melakukan sesuatu untuk menjaga kesehatan mentalku. Aku harus membuat diriku sibuk,” kata Em Enrique.
Untuk saat ini, mengingat permintaan alpukat sedang tinggi, Em Enrique memutuskan untuk berfokus menjual buah tersebut.
Dua hari sejak menjual buah-buahan secara online, Em Enrique berhasil menjual sekitar 80 kilogram hingga 100 kilogram alpukat dalam sehari.
Meski pendapatannya kini jauh di bawah gajinya ketika masih berstatus sebagai pramugari, Em Emrique mengaku bahwa yang penting dia masih bisa mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
Dia juga mendorong orang-orang yang kehilangan pekerjaannya akibat pandemi virus corona seperti dirinya untuk tidak menyerah.
“Kita dapat mengembangkan potensi kita. Jadi, ambil kesempatan itu untuk mengembangkan diri kita,” ujar Em Emrique.
Ingatlah untuk selalu bersyukur dalam keadaan apapun, dalam situasi ini kita bersyukur masih diberi kehidupan oleh Yang Maha Pencipta. (Hasanudin Aco)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari