Intisari-Online.com - Jalan antara Bandung—Sumedang, sebenarnya telah ada sejak dulu.
Tapi jalannya masih sangat kecil dan sempit. Tak dapat dilalui kendaraan, selain orang yang berjalan kaki atau tandu.
Apabila orang dari Bandung hendak menuju Sumedang, selain berjalan kaki dan naik tandu, tak ada kendaraan lainnya.
Pada ketika itu, tempat itu belum bernama cadas (padas) Pangeran.
Kisahnya dimulai ketika Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1808-1810, membuka jalan antara Anyer sampai Panarukan, pada saat itulah cadas ini harus dibongkar, dibobol.
Harus diratakan agar dapat dilalui kereta kuda yang membawa pos.
Daendels sangat bengis dan keras. Segala perintahnya tak boleh dibantah.
Karena itu ia disebut juga Jendral Masgalak.