Find Us On Social Media :

Amerika Bertindak, Militer Myanmar Akhirnya Kena Bakan Kena Hukuman Beruntun, Mulai dari Akses Keuangan yang Dihentikan Hingga Para Jenderal Diberi Hukuman Ini

By Afif Khoirul M, Kamis, 11 Februari 2021 | 15:59 WIB

Jenderal Min Aung Hlaing, menjadi pemimpin tertinggi yang melakukan kudeta di Myanmar.

Peningkatan kekuatan yang melawan pengunjuk rasa di Myanmar memicu kecaman internasional, setelah petugas melepaskan tembakan langsung tepat kepala seorang demonstran wanita di Najypyidaw.

Selain itu, ada dua orang terluka parah dalam insiden di kota yang telah menjadi ibu kota sejak 2005 itu.

Foto yang menggambarkan demonstran wanita itu pada saat-saat setelah dia ditembak pada Rabu (10/2/2021) muncul di spanduk besar protes dan telah dibagikan online secara luas bersama dengan ekspresi kesedihan dan kemarahan.

"Mereka bisa menembak seorang wanita muda, tetapi mereka tidak bisa mencuri harapan dan ketetapan hati orang-orang yang bertekad," tulis pelapor khusus PBB Tom Andrews di Twitter pada Rabu (10/2/2021).

Massa besar-besaran kembali ke jalan-jalan di Yangon pada Rabu, di mana sehari sebelumnya mereka berhadapan dengan barisan polisi antihuru-hara yang berdiri di samping truk meriam air dekat kediaman Suu Kyi.

Pernyataan sanksi Biden terhadap Myanmar muncul setelah kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell memperingatkan bahwa mereka dapat menjatuhkan sanksi baru pada militer Myanmar, tetapi mengatakan tindakan apa pun harus ditargetkan secara tepat agar tidak memukul populasi yang lebih luas.

Biden mengatakan, AS akan "bekerja dengan mitra internasional kami untuk mendesak negara lain bergabung dengan kami dalam upaya ini (mengembalikan demokrasi Myanmar)."

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-O-Cha mengatakan telah menerima surat dari pemimpin junta baru Myanmar, pada Rabu (10/2/2021).

Baca Juga: Militer Myanmar Bungkam Aktivis Online Setelah Tangkapi para Pimpinan Negara, PBB Janji Akan Gagalkan Kudeta Myanmar dengan Segala Cara