Myanmar Memanas, Tak Ingin Pemerintahan Militer Berkuasa Demonstrasi Lawan Militer pun Berlanjut

K. Tatik Wardayati

Penulis

Demonstrasi melawan militer yang berkuasa di Myanmar.
Demonstrasi melawan militer yang berkuasa di Myanmar.

Intisari-Online.com – Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi yang ditangkap pada Senin (1/2/2021).

Hal tersebut dikarenakan tuduhan kecurangan dalam pemilu Myanmar 2020.

Tindakan kudeta yang dilakukan oleh militer Myanmar pimpinan Jenderal Min Aung Hlaing, itu kemudian mengumumkan pemerintahan darurat untuk satu tahun ke depan.

Baca Juga: Situasi Rumit di Myanmar, Sudah Jatuh ke Tangan Militer, Negara Tersebut Terancam Jatuh ke Tangan China, Negara-Negara Barat Pun Juga Makin Membuatnya Tersiksa

Namun, rupanya itu membuat banyak rakyat Myanmar yang tidak menerimanya, hingga terjadilah demonstrasi melawan militer yang berkuasa.

Polisi di ibu kota Myanmar Naypyitaw melepaskan tembakan ke udara pada hari Selasa untuk membubarkan demonstrasi melawan militer yang berkuasa, kata saksi mata, ketika pengunjuk rasa menentang larangan pertemuan di tengah kemarahan nasional pada kudeta minggu lalu.

Seorang saksi mata mengatakan para demonstran melarikan diri saat senjata ditembakkan ke udara, tetapi tidak ke arah massa.

Baca Juga: Tak Ingin Pengaruhnya di Myanmar Kalah dari China Saat Negara Barat Beri Sanksi, India Malah Meminta PBB Tidak Beri Sanksi Negara Pagoda Emas

Polisi awalnya menggunakan meriam air dan mencoba mendorong kerumunan besar mundur, tetapi para demonstran merespons dengan proyektil.

Rekaman di media sosial menunjukkan orang-orang berlari dengan suara beberapa tembakan di kejauhan.

"Mereka melepaskan tembakan peringatan ke langit dua kali, kemudian mereka menembak [ke pengunjuk rasa] dengan peluru karet," kata seorang penduduk yang tidak disebutkan namanya kepada kantor berita AFP, menambahkan dia melihat beberapa orang terluka.

Demonstrasi melawan militer yang berkuasa di Myanmar.
Demonstrasi melawan militer yang berkuasa di Myanmar.

Para pengunjuk rasa memulai protes hari keempat pada hari Selasa, menentang larangan pertemuan lima orang atau lebih, dan ancaman dari pemimpin kudeta Jenderal Senior Minh Aung Laing untuk mengambil "tindakan" terhadap demonstrasi besar.

Baca Juga: Selain Sudah Rencanakan Gulingkan Pemerintah Myanmar Jauh-jauh Hari, Militer Myanmar Juga Sudah Lama Punya Rencana Kejam untuk Rohingya, Merinding!

Di San Chaung Yangon, puluhan guru berbaris di jalan utama, melambaikan hormat tiga jari yang menantang, sebuah gerakan yang dipinjam dari gerakan pro-demokrasi di seluruh Asia.

“Kami adalah guru, Kami menginginkan keadilan”! “Bebaskan Daw Aung San Suu Kyi!” mereka berteriak saat berbaris di jalan utama.

Mobil-mobil yang lewat membunyikan klakson untuk mendukung. “Jatuhkan kediktatoran militer!” (Handoyo)

Baca Juga: Begini Sejarah Singkat Myanmar, dari Nama Sebelumnya Burma dan Mengapa Sekarang Disebut Myanmar, Penghuni Pertama Negara Ini, Hingga Kudeta oleh Militernya Sendiri

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait