Find Us On Social Media :

Kerja Paksa Pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan yang Dibangun 'Mas Galak' Daendels Rupanya Tidak Seluruhnya Kerja Paksa Seperti yang Diceritakan Buku Sejarah, Ini Kisahnya

By Maymunah Nasution, Senin, 8 Februari 2021 | 13:32 WIB

Herman Willem Daendels

Pulau Jawa saat itu menjadi titik penting perlawanan Perancis-Inggris yang menggelora, karena Inggris saat itu sudah menguasai lautan di Hindia Belanda, dan pasukan Perancis kesulitan memindahkan pasukan lewat jalur laut.

Raja Louis mengetahuinya dan ia kemudian memerintahkan Daendels untuk membangun Jalan Raya Pos tersebut, seperti cara Napoleon Bonaparte menguasai seluruh Perancis dengan membangun jalan raya Roman, dan juga jalan yang dibangunnya antara India dan Afrika karena Inggris menguasai lautan.

Akhirnya Daendels meneruskan perintah Raja untuk membangun jalan tersebut dengan ambisinya hanya setahun saja, karena tekanan dari Inggris yang makin kuat.

Tidak hanya itu, ia mengisi tentara Belanda dengan orang-orang pribumi, rumah sakit baru segera ia bangun beserta tangsi-tangsi militer baru, lalu ia membangun pabrik senjata di Surabaya, dan pabrik meriam di Semarang serta sekolah militer di Batavia.

Baca Juga: Begini Rupanya Napoleon Menggunakan Keluarganya untuk Membangun Sebuah Kerajaan, Bahkan Anak yang Lahir di Luar Nikah pun Membangun Kerajaannya Sendiri

Jalan Raya Pos dibangun guna memindahkan para tentara dari Batavia untuk bisa segera menyebar ke seluruh pulau Jawa, tapi ada juga kegunaan lebih mendesak dari jalan itu yaitu untuk mendistribusikan hasil panen agar segera terjual dan mengisi kas negara yang kosong.

Jalan itu juga tidak dibangun dari Anyer sampai Panarukan, yang ada sebenarnya adalah jalan antara Anyer dan Batavia sudah ada ketika Daendels tiba, dan ia hanya memperlebar jalan itu.

Barulah setelah Buitenzorg jalan dibangun menuju Cisarua dan seterusnya sampai Sumedang.

Pembangunan resmi dimulai bulan Mei 1808, sementara di Sumedang proyek terbentur kondisi alam yang sulit karena batuan cadas, proyek pun sempat terhenti.

Baca Juga: Tepat di Tepi Batavia, Seorang Pria yang Siap Membongkar Seluruh Borok Freemason Diculik dan Tak Pernah Ditemukan Lagi, Organisasi 'Pengendali Dunia' Itu pun Runtuh Karenanya