Find Us On Social Media :

Beginilah Pendudukan Jepang dan Perlakukan Tawanan Perang di Kamp Konsentrasi, dari Penyiksaan Hingga Gizi Buruk dan Kerja Paksa untuk Proyek Militer Jepang

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 6 Februari 2021 | 13:10 WIB

Invasi Jepang ke Manchuria yang penuh dengan siksaan.

Penjajah itu mengambil mantan anggota Polisi Hong Kong untuk mengatur eksekusi publik.

Sementara di Indonesia, yang diduduki Jepang pada tahun 1942, penjajah menangkap warga sipil, kemudian disiksa, dan dilecehkan secara sewenang-wenang.

Ribuan orang ditahan di kamp konsentrasi dan menggunakan mereka sebagai pekerja paksa untuk proyek militer Jepang.

Tahanan perang yang diambil oleh Jepang berasal dari berbagai negara, yaitu China, India, Burma, Inggris dan Persemakmuran, Amerika Serikat, Belanda, dan Filipina.

Budaya militer Jepang tidak mendukung gagasan penyerahan, menjadi tawanan perang berarti mempermalukan diri sendiri dan negara.

Tawanan perang yang ditangkap oleh Jepang diperlakukan secara brutal; Konvensi Jenewa 1927 diabaikan begitu saja.

Palang Merah tidak diberi akses untuk masuk ke kamp.

Terjadi pemukulan, eksekusi, eksperimen sadis, sanitasi yang buruk, kelaparan, penyakit, dan penyiksaan, adalah bagian dari kehidupan sehari-hari di kamp konsentrasi.

Tahanan seperti Philip Meninsky secara visual mencatat pengalaman mereka dengan menggunakan rambut manusia, jus tanaman, darah, dan tisu toilet.

Baca Juga: Sayur Genjer yang Banyak Disukai Orang Itu Ternyata Dulunya Jadi Penyelamat Krisis Pangan Era 1930-an