Find Us On Social Media :

Beginilah Pendudukan Jepang dan Perlakukan Tawanan Perang di Kamp Konsentrasi, dari Penyiksaan Hingga Gizi Buruk dan Kerja Paksa untuk Proyek Militer Jepang

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 6 Februari 2021 | 13:10 WIB

Invasi Jepang ke Manchuria yang penuh dengan siksaan.

Hasil catatan mereka inilah yang kemudian digunakan sebagai bukti di Pengadilan Kejahatan Perang Tokyo.

Bataan Death March adalah salah satu contoh paling terkenal dari kebrutalan Jepang terhadap tawanan perang.

Menyusul jatuhnya Bataan di Filipina, 75.000 tahanan Amerika dan Filipina diarak dari semenanjung Bataan ke kamp penjara; mereka menderita penganiayaan fisik, pembunuhan, penyiksaan dan kelaparan.

Pembangunan Kereta Api Burma-Thailand, proyek kerja paksa yang mengerikan yang menewaskan sekitar 90.000 pekerja Asia dan 16.000 tawanan perang Sekutu (terutama karena terlalu banyak bekerja, kekurangan gizi dan penyakit) adalah contoh lain.

Menurut angka Pengadilan Tokyo, 27,1% dari semua tahanan barat yang ditangkap oleh Jepang meninggal; angka Cina jauh lebih tinggi.

Sementara lebih dari 80.000 tawanan perang Sekutu Barat dibebaskan setelah Jepang menyerah, jumlahnya hanya 56.

Pengadilan mengutuk Perdana Menteri Jepang Tojo dan enam orang lainnya sampai mati atas tanggung jawab mereka atas kejahatan ini; enam belas lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Ketika Tentara Jepang berbaris masuk ke Indonesia pada tahun 1942, awalnya mereka disambut oleh penduduk dengan bendera, antusiasme dan seruan Jepang adalah saudara kita; mereka dipandang sebagai pembebas dari penindasan Belanda.

Namun, yang terjadi adalah seperti kisah tersebut di atas.

Baca Juga: Kisah Bung Karno Jelang Kemerdekaan RI: Dari Dokter Ngelawak hingga Terpaksa Kencing di Lantai Pesawat

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari