Find Us On Social Media :

Kisah Hazel Ying Lee, Pilot Wanita Keturunan China-Amerika pada Perang Dunia II yang Melanggar Batas Budaya, Namun Tak Pernah Diakui Perannya

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 4 Februari 2021 | 13:35 WIB

Hazel Ying Lee, pilot pertama China-Amerika pada Perang Dunia Kedua.

Ketika itulah, Pembantaian Nanjing terjadi.

Setelah menyaksikan kengerian invasi yang dilakukan Jepang, Hazel memutuskan kembali ke Amerika.

Lalu ia bekerja untuk pemerintah Tiongkok, yang membeli bahan perang untuk tanah airnya yang sedang dlanda perang.

Akhirnya, perang mencapai Amerika. Pada tahun 1941, setelah pemboman Pearl Harbor, Angkatan Udara AS, menyadari bahwa mereka membutuhkan setiap pilot yang mampu untuk bertempur.

Permintaan pilot tempur pun terbuka bagi perempuan untuk berpartisipasi.

Women’s Auxiliary Ferrying Squadron (disingkat WFTD) dibentuk pada musim gugur 1942.

Hazel segera melamar dan menyelesaikan pelatihan, menjadi salah satu dari dua wanita China-Amerika (yang lainnya adalah Maggie Gee), dari jumlah 1074 pilot.

Setelah pelatihan, WFTD diubah menjadi WASP - Pilot Layanan Angkatan Udara Wanita.

Mereka dipercaya untuk menarik target udara dan drone yang digunakan untuk latihan oleh kru pertahanan AA dan pilot tempur.

Baca Juga: Pilot Wanita Ini Sungguh Cantik, Bikin Netizen Kagum Bukan Main!