Intisari-online.com -Seorang pilot kewarganegaraan AS Alek Luferchek pada 7 Januari 2021 lalu dievakuasi ke Jayapura, ibukota provinsi Papua.
Evakuasi dilakukan setelah pesawatnya dibakar oleh beberapa militan bersenjata Papua di distrik Intan Jaya.
Mengutip Antara, Luferchek masih trauma atas insiden yang terjadi di desa Pagamba, subdistrik Mbiandoga pada Rabu (6 Januari 2021).
Kepala Polisi Papua, Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengatakan "ia belum berbicara banyak karena ia masih alami trauma atas kejadian tragsi tersebut. Ia telah dievakuasi ke Jayapura," ujar Waterpauw.
Lufechek mengendarai pesawat PK-MAX yang dioperasikan oleh Mission Aviation Fellowship (MAF).
MAF adalah organisasi yang melaksanakan misi Kristenisasi di Papua sejak 1952.
Setelah pesawat dibakar, Luferchek diselamatkan oleh pendeta dan warga lokal.
Ia kemudian dibawa dengan helikopter Helivida menuju distrik Nabire Kamis pagi sebelum diterbangkan ke Jayapura.
Polisi sendiri menduga pesawat itu dibakar kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal menuturkan Rabu pukul 09.00 WIT, pedawat itu berangkat dari Bandara Nabire dengan 2 penumpang masyarakat.
Pesawat berangkat dengan tujuan Pagamba, atau bandara perintis milik MAF di Distrik Biandoga, Kabupaten Intan Jaya.
"Pukul 09.30 WIT, pilot pesawat MAF PK-MAX atas nama Alex Luferchek melaporkan via radio ke kantor MAF bahwa pesawat telah mendarat tiba di Bandara Pagamba dengan baik," kata Kamal dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/1/2021) malam.
Selanjutnya, kata Kamal, saat pilot turun dari pesawat datang seseorang diduga KKB yang berada di sekitar tempat pesawat berhenti.
Orang tersebut membawa senjata dan mengeluarkan tembakan ke udara sambil menyuruh pilot untuk merunduk.
Beruntung, pilot dapat diamankan para pendeta dan masyarakat.
Namun, pesawat itu kemudian dibakar oleh diduga KKB.
Saat pesawat terbakar terdeteksi oleh Basarnas Pusat, dan menyampaikan kepada yayasan MAF di Nabire untuk mengecek pesawat PK-MAX tersebut.
"Atas kejadian tersebut pilot diamankan oleh para pendeta dan masyarakat ke Kampung Tekai perbatasan antara Kampung Bugalaga dan Kampung Pagamba Distrik Mbiandoga Kabupaten Intan Jaya," tutur Kamal.
Kamis pagi pilot pesawat MAF telah dievakuasi ke Nabire menggunakan helikopter VIDA yang dipiloti Kapten Natan Fagerlie.
Setelah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian, pilot pesawat MAF tersebut diberangkatkan oleh pihak MAF ke Jayapura untuk dilakukan pemeriksaan psikologi lebih lanjut.
Kamal menambahkan, Polres Nabire telah melakukan koordinasi dengan Polres Intan Jaya untuk menuju ke lokasi kejadian, karena kejadian tersebut terjadi di wilayah Polres Intan Jaya.
Namun, karena lokasi hanya dapat dijangkau melalui jalur udara, sehingga anggota belum tiba di lokasi kejadian.
Meski demikian, Kamal memastikan anggota akan sesegera mungkin mendatangi lokasi kejadian guna dilakukan oleh TKP.
"Langkah-langkah kepolisian yang dilakukan yakni, menerima laporan, berkoordinasi dengan pihak terkait, melakukan penyelidikan dan penyidikan.
Kasus tersebut dalam penanganan Polres Nabire," pungkas Kamal.
KKB mengaku bertanggung jawab
Pihak KKB menyatakan bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
"Ya, itu Panglima TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya Sabinus Waker dan Komandan Operasi Kodap VIII Intan Jaya Gusby Waker bertanggung jawab," ujar Jubir TPNPB Sebby Sambom melalui rilis.
KKB menurutnya sudah pernah mengumumkan akan menargetkan pesawat yang mengakut TNI dan Polri.
"Dan alasan nya sudah jelas, bahwa tahun lalu (2019 dan 2020) Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM sudah pernah umumkan bahwa apabila helicopter civilian dan pesawat sipil komersial mengangkut anggota TNI dan Polri maka TPNPB siap tembak," ujar dia.
Aksi ini menambah daftar panjang aksi mengerikan yang dilakukan KKB di distrik Intan Jaya dan Nduga.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini