Penulis
Intisari-online.com -Tidak terlupa dari Perang Dunia II adalah pembantaian kaum Yahudi oleh Nazi Jerman.
Pembantaian itu hampir dilaksanakan di seluruh dunia tapi Nazi hanya berhasil menguasai Eropa saja.
Meski begitu, kematian warga Yahudi kala itu sudah tidak bisa dihitung.
Beberapa pengungsi dan tahanan Yahudi dari kamp konsentrasi bisa selamat karena bersembunyi.
Salah satunya seperti yang dialami oleh orang ini.
Erich Schwam adalah korban dari peristiwa Holocaust, pembantaian Yahudi tersebut.
Ia datang ke desa Le Chambon-sur-Lignon, Perancis, dari Austria pada tahun 1943 silam bersama ibu dan ayahnya.
Mereka adalah yang berusaha bersembunyi dari Nazi selama Perang Dunia II.
Karena desa itu telah melindunginya, menjelang ajalnya Schwam mewariskan kekayaannya kepada komune di pusat Perancis selatan setidaknya senilai ratusan ribu Euro menurut notarisnya.
Namun nominal pastinya tidak disebutkan.
Warisan itu diberikan lewat anak Schwam sebagai ucapan terima kasih.
"Kami sangat merasa terhormat dan kami akan menggunakan sejumlah uang tersebut sesuai dengan keinginan Schwam," kata wakil wali kota, Denise Vallat kepada CNN pada Sabtu (30/1/2021).
Dalam wasiatnya yang tertanggal 9 November 2020, Schwam menulis bahwa ia ingin "berterima kasih kepada mereka (penduduk desa) atas banyak bantuan terhadap pendidikan saya".
Sehingga, dia meminta agar uang warisan itu digunakan untuk mendanai beasiswa dan sekolah di desa itu.
Kontribusi besar juga akan diberikan kepada tiga yayasan yang mendukung petugas kesehatan, anak-anak penderita leukemia dan hak-hak hewan, menurut siaran pers dari balai kota.
Pada 1940, Le Chambon dan desa-desa sekitarnya menyambut pengungsi Yahudi, yang kebanyakan anak-anak, menurut situs balai kota.
Barack Obama menyebut desa itu dalam sambutannya pada Upacara Hari Peringatan Holocaust pada April 2009 dan Yad Vashem, Pusat Peringatan Holocaust Dunia, menganugerahi komune itu gelar Orang Benar pada 1990.
Ayah Schwam adalah seorang dokter dan ibunya membantu mendirikan perpustakaan di kamp Rivesaltes, salah satu dari banyak perpustakaan yang didirikan oleh rezim Vichy untuk memenjarakan orang Yahudi.
Ribuan diangkut dari sana ke Auschwitz, menurut Perpustakaan Virtual Yahudi.
Friedel Reiter, seorang pekerja sosial muda Swiss yang secara sukarela membantu pengungsi pada saat itu, mencatat informasi keluarga dan kemungkinan salah satunya adalah keluarga Schwam.
Reiter membantu memindahkan mereka ke Le Chambon ketika kamp Rivesaltes ditutup pada 1942, kata balai kota.
Ketika Schwam baru berusia 12 tahun, ia dirawat di Secours Suisse, sub-sektor Palang Merah Swiss yang mengkhususkan diri dalam membantu anak-anak selama perang, di mana ibunya juga bekerja.
Schwam mendaftar di kursus farmasi di University of Leon pada 1950, dan lulus pada 1957.
Balai kota tidak yakin apakah dia kembali ke Le Chambon secara teratur dan meminta lebih banyak informasi tentang "bocah kecil Yahudi Wina" yang begitu murah hati lebih dari 75 tahun kemudian.
"Kami tidak mengenal Schwam, kami sekarang mencoba untuk menetapkan siapa dia dan apa yang terjadi padanya di sini," kata wakil wali kota, Denise Vallat.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini