Jarang Ada yang Tahu, Penyiksaan di Kamp Konsentrasi Nazi Jerman Juga Melibatkan Perempuan Penyiksa, Begini Ceritanya

Maymunah Nasution

Penulis

Para perempuan penyiksa tahanan kamp konsentrasi Nazi Jerman

Intisari-online.com -Perang Dunia II telah merenggut kematian banyak umat manusia.

Selain perang, pembantaian massal yang dilaksanakan di kamp konsentrasi juga.

Mengerikannya lagi, pembantaian di kamp konsentrasi juga dilakukan oleh manusia lain.

Bahkan banyak dari para penyiksa itu yang merupakan wanita.

Baca Juga: Disebut Sebagai Harta Karun Nyata yang Belum Ditemukan, Akhirnya Terungkan 21 Ton Emas Milik Nazi Disembunyikan di Tempat Mengerikan Ini, Asal Usulnya Juga Horor

"Dicari pekerja perempuan yang sehat, berusia 20 hingga 40 tahun untuk situs militer," demikian bunyi iklan pekerjaan yang tertera pada sebuah surat kabar Jerman pada 1944.

Pekerjaan itu menjanjikan gaji layak dan tempat tinggal gratis, juga akomodasi dan pakaian.

Apa yang tidak disebutkan di iklan tersebut adalah pakaian yang dijanjikan adalah seragam Schutzstaffel (SS) Nazi.

Dan situs militer yang dimaksud adalah kamp konsentrasi khusus perempuan, Ravensbrück.

Baca Juga: Anak-anak Windermere; Kisah-kisah Luar Biasa dari 300 Anak-anak yang Selamat dari Holocaust dan Dibantu untuk Memulai Hidup Baru

Kini, barak kayu tipis bagi para tahanan di kamp konsentrasi Ravensbrück sudah lama hilang.

Yang tersisa hanyalah ladang berbatu yang kosong dan menyeramkan, di lokasi yang teletak sekitar 80 km di utara ibu kota Berlin.

Namun di sana masih berdiri kokoh delapan vila indah dengan jendela kayu dan balkon.

Bangunan itu adalah tipikal pondok Jerman abad pertengahan versi Nazi.

Di vila itu, para penjaga perempuan dahulu tinggal, sebagian dengan anak-anak mereka.

Dari balkon, mereka bisa melihat hutan dan danau yang indah.

Baca Juga: Berhasil Melarikan Diri dari 'Neraka' di China, Pria Ini Bocorkan Tindakan Keji yang Dilakukan China pada Umat Muslim, 'Organ Saya Nyaris Diambil'

"Itu adalah momen terindah dalam hidup saya," tutur seorang penjaga perempuan, beberapa dekade kemudian.

Namun, dari kamar tidur mereka, mereka juga dapat melihat kerumunan tahanan dan cerobong asap kamar gas.

"Banyak pengunjung yang datang ke museum peringatanl bertanya tentang perempuan-perempuan ini.

"Tidak banyak pertanyaan tentang pria yang bekerja di bidang ini," kata Andrea Genest, direktur museum peringatan di Ravensbrück, sambil menunjukkan di mana para perempuan ini tinggal.

Baca Juga: Kim Jong-un Bisa Hukum Warganya Gara-gara Masalah Sepele, Ini Cerita Kekejaman di Penjara Korea Utara, Napi Dipaksa Minum Air Sungai yang Tercemar Abu Mayat

"Orang-orang sulit membayangkan bahwa perempuan bisa sekejam itu."

Di antara para penjaga ini adalah remaja putri yang berasal dari keluarga miskin, yang terpaksa meninggalkan sekolah lebih awal dan tak banyak pilihan karir.

Pekerjaan di kamp konsentrasi berarti upah yang lebih tinggi, akomodasi yang nyaman, dan kemandirian finansial.

"Itu lebih menarik ketimbang bekerja di pabrik," kata Dr Genest.

Kebanyakan dari mereka telah didoktrin sejak awal di kelompok pemuda Nazi dan percaya pada ideologi Hitler.

"Mereka merasa mendukung masyarakat dengan melakukan sesuatu terhadap musuh-musuh Nazi," katanya.

Baca Juga: Penemuan Gila dari Perang Dunia 2 dari Bubuk Gatal, Kotoran yang Meledak hingga Kaki Palsu, Semuanya Aneh-aneh!

Neraka dan kenyamanan rumah

Di dalam salah satu vila, sebuah pameran yang baru saja digelar memajang foto-foto perempuan di waktu senggang mereka.

Sebagian besar berusia dua puluhan, cantik dengan gaya rambut modis.

Sejumlah foto menampilkan mereka sedang tersenyum saat minum kopi dan kue di rumah.

Di foto lain mereka tampak tertawa, saat mereka berjalan-jalan di hutan terdekat dengan anjing mereka.

Baca Juga: Dengan Paras Ayu dan Rayuan Mautnya, Beginilah Cara Betty Pack Dapatkan Kode-kode Rahasia Selama PD II hingga Jadi Mata-mata MI6 Kebanggaan Inggris

Adegan-adegan dalam foto itu tampak polos - sampai akhirnya Anda melihat lencana SS di baju yang mereka kenakan.

Anjing berjenis Alsatian yang ada di foto-foto itu, adalah anjing yang sama yang digunakan untuk menyiksa tahanan di kamp konsentrasi.

Sekitar 3.500 perempuan bekerja sebagai penjaga kamp konsentrasi Nazi, dan karir mereka berawal di Ravensbrück.

Banyak yang kemudian bekerja di kamp kematian seperti Auschwitz-Birkenau atau Bergen-Belsen.

"Mereka orang-orang yang mengerikan," kata Selma van de Perre yang berusia 98 tahun kepada saya melalui telepon dari rumahnya di London.

Baca Juga: Kini Masuk Daftar Militer Paling Kuat di Dunia, Tentara Prancis Pernah Dipukul Mundur Jerman, Ini Fakta-fakta ketika Prancis Jatuh ke Tangan Jerman dalam Perang Dunia II

Ia adalah seorang pejuang perlawanan Yahudi Belanda yang ditahan di Ravensbrück sebagai tahanan politik.

"Mereka suka bekerja di sana mungkin karena itu membuat mereka merasa kuat. Itu memberi mereka banyak kekuasaan atas para tahanan.

"Beberapa tahanan diperlakukan dengan sangat buruk. Dipukuli."

Selma berjuang secara bawah tanah di Belanda, yang kala itu diduduki Nazi, dan dengan berani membantu keluarga Yahudi melarikan diri.

Pada bulan September tahun lalu, ia menerbitkan sebuah buku tentang pengalamannya, My Name Is Selma di Inggris.

Baca Juga: Kisah si Kembar; Agen Mata-mata yang Balas Dendam pada Nazi Setelah Keluarga Mereka Hilang di Laut

Tahun ini, buku itu akan dirilis di negara lain, termasuk Jerman.

Orang tua dan adik perempuan Selma meninggal dunia di kamp dan hampir setiap tahun dia kembali ke Ravensbrück untuk turut serta dalam acara peringatan untuk menghormati para korban.

Ravensbrück adalah kamp konsentrasi khusus perempuan terbesar di Jerman.

Lebih dari 120.000 perempuan dari seluruh Eropa ditahan di sini.

Banyak di antara mereka adalah perjuang perlawanan dan musuh politik, sedangkan lainya dianggap "tak layak" bagi Nazi: kaum Yahudi, lesbian, pekerja seks dan perempuan tunawisma.

Baca Juga: Meski Tidak Berakhir Secara Bersamaan, Inilah Bagaimana dan Kapan Perang Dunia Kedua Berakhir, Benarkah Belum Berakhir Hingga Tahun 1990-an?

Setidaknya 30.000 tahanan perempuan meninggal di sini.

Beberapa di antara mereka meninggal di kamar gas dan digantung, sedangkan lainnya meninggal karena kelaparan, penyakit yang diderita, dan kerja paksa.

Mereka diperlakukan secara brutal oleh banyak petugas perempuan - dipukuli, disiksa atau dibunuh.

Para tahanan menjuluki para petugas dengan sejumlah nama, seperti "bloody Brygyda" atau "revolver Anna".

Baca Juga: Mengerikan! Program Rahasia Nazi ‘Aktion T4’ Suntik Mati yang Tewaskan 300 Ribu Orang, Mereka dengan Kondisi Seperti Ini yang Jadi Sasarannya

Usai perang, selama persidangan atas kejahatan yang dilakukan Nazi pada 1945, Irma Gress dijuluki sebagai "beautiful beast" (monster yang cantik) oleh media.

Perempuan muda, menarik, dan berambut pirang ini dinyatakan bersalah atas pembunuhan dan dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung.

Gambaran klise perempuan berambut pirang yang sadis dan berseragam SS kemudian menjadi sosok kultus seksual dalam film dan komik.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait