Intisari-online.com - Pergantian presiden Amerika, tentu akan mengubah banyak hal termasuk manuver politik.
Hal inipun ditunjukkan dengan bergantinya Donald Trump dengan Joe Biden, diharapkan akan mengubah sikap politik Amerika.
Kini Joe Biden telah resmi menjadi Presiden ke-46 Amerika, dan sudah mulai bertugas di Gedung Putih.
Menurut 24h.com.vn, pada Jumat (22/1/21), dia memiliki kendali penuh atas dekorasi dan persediaan untuk mengubah ruangan kerja di gedung putih.
Rupanya hal sepele ini telah membuat salah satu negara sekutunya merasa was-was.
Pasalnya, Joe Biden memutuskan untuk tidak memajang patung mendiang Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill di Ruang Oval.
Langkah tersebut membuat beberapa politisi Inggris merasa khawatir tentang aliansi AS-Inggris akan memburuk.
Sejak Perang Dunia II, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill telah meletakkan dasar aliansi terdekat antara Amerika dan Inggris.
Alih-alih memamerkan patung Churchill, Biden malah menampilkan patung aktivis hak-hak sipil kelahiran Latin Cesar Chavez di belakang mejanya.
Di dalam Oval Office Biden juga terdapat patung aktivis Rosa Parks, Eleanor Roosevelt, dan patung penunggang kuda karya seniman suku Chiricahua, Allan Houser.
Mendiang Perdana Menteri Inggris Churchill baru-baru ini dikritik oleh aktivis hak kulit hitam Inggris, menyebutnya sebagai "rasis".
Patung Churchill yang ditempatkan di luar Gedung Parlemen Inggris di London juga tercoreng.
Beberapa politisi Inggris mengatakan bahwa Biden ingin memperluas hubungan dengan Eropa daripada Inggris.
Setelah Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa (UE) sejak 1 Januari 2021.
Nigel Farage, pemimpin Partai Kemerdekaan Inggris, mengatakan Biden tidak memperlihatkan patung Churchill,
Artinya bahwa presiden AS yang baru bukanlah "teman terbaik" bagi Inggris.
"Tentu saja saya tidak terkejut karena Tuan Biden adalah pendukung Brexit. Tuan Biden mendukung Uni Eropa," kata Farage kepada BBC.
"Ketika Biden adalah Wakil Presiden AS di bawah Barack Obama, Amerika memperingatkan Inggris tentang konsekuensinya jika mereka meninggalkan Uni Eropa," katanya.
"Jadi, jangan harap Biden menjadi teman baik negeri ini," imbuhnya.
Tidak jelas di mana patung Churchill saat ini berada. Patung itu awalnya dipinjamkan kepada mantan Presiden AS George W. Bush.
Saat menjabat, Obama juga meletakkan patung itu di tempat lain, bukan di kantor.
Baru setelah Trump mengambil alih Gedung Putih pada tahun 2017, patung itu dikembalikan ke Oval Office.
Pada 21 Januari, juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berkata, "Oval Office adalah kantor pribadi Presiden AS, jadi terserah kepada Biden untuk mendekorasi ruangan sesuka dia".
"Kami tidak ragu bahwa Tuan Biden akan terus menghargai hubungan AS-Inggris," kata juru bicara itu.