Find Us On Social Media :

Bisa Menang dalam Perang Dagang dengan AS, China Malah Disebut Akan Kalah Melawan Australia, Rupanya Lupa Belajar Dari Senjata Makan Tuan Trump Satu Ini

By Maymunah Nasution, Kamis, 28 Januari 2021 | 16:17 WIB

Ilustrasi perang dagang Amerika dan China. KONTAN/Fransiskus Simbolon/16/05/2019

Harga itu naik 89% dari level terendah tahun 2020 di 46,37 Dollar yang dicapai pada bulan September.

Kenaikan harga batu bara melalui laut membuat China lebih mahal untuk membeli batu bara impor.

Pada gilirannya, hal itu memungkinkan harga domestik tetap tinggi karena mereka tidak menghadapi persaingan dari produsen luar negeri.

Harga batubara termal di Qinhuangdao telah turun dalam beberapa hari terakhir, berakhir pada 873 yuan (135,14 Dollar) per ton pada 26 Januari, turun dari level tertinggi baru-baru ini di 1.038 yuan.

Baca Juga: Kota di China Mendadak Gelap Total Setelah 10 Tahun Tak Pernah Ada Pemadaman Listrik, Kehabisan Batubara Gegara Konflik dan Hentikan Pasokan dari Australia?

Tetapi bahkan dengan penurunan baru-baru ini, patokan China masih sekitar 87% lebih tinggi dari level terendah tahun 2020 sebesar 467 yuan per ton dari Mei.

Angka ini jauh di atas kisaran 520-570 yuan yang diyakini lebih disukai oleh pihak berwenang karena memastikan tambang tetap menguntungkan tetapi biaya bahan bakar untuk utilitas tidak terlalu tinggi.

Keuntungan Australia juga tidak hanya dalam batubara saja, bahkan ekspor sereal meningkat juga pada Desember lalu.

China menerapkan tarif impor sebesar 80,5% untuk jelai Australia akhir Mei lalu, menjatuhkan perdagangan antara dua negara.

Baca Juga: Senjata Makan Tuan, Sok-sokan Beri Hukuman pada Australia dengan Berlakukan Sanksi Ini, Kini Justru Rakyat China yang Jadi Korbannya Gara-gara Ulah Pemerintahnya Sendiri