Senjata Makan Tuan, Sok-sokan Beri Hukuman pada Australia dengan Berlakukan Sanksi Ini, Kini Justru Rakyat China yang Jadi Korbannya Gara-gara Ulah Pemerintahnya Sendiri

Mentari DP

Penulis

Peta wilayah negara China.

Intisari-Online.com - China dan Australia berkonflik pada pertengahan tahun ini.

Ini dikarenakan Australia meminta China lebih transparan menyerukan penyelidikan tentang asal-usulvirus corona (Covid-19) yang menyerang seluruh dunia.

Namun pernyataan Australia ternyata menyinggung pihak China.

Akibatnya China melarang beberapa produk ekspor dan impor dari Australia. Bahkan meminta warga China untuk tidak berkunjung ke Negeri Kangguru.

Baca Juga: Meski Dijuluki Pasukan Elite, Ternyata Kopassus Pernah Diremehkan Thailand, Tetapi Langsung Bungkam dan Buat Dunia Tercengang Setelah Selesaikan Misi Ini dalam 3 Menit

Tak sampai disitu, kedua militer juga bersiaga. Berjaga-jaga jika konflik sampai melibatkan kekuatan militer.

Masalahnya tingginya ego China membuat rakyatnya menderita.

Dampaknya seperti laporan di bawah ini.

Dilansir daridailymail.co.uk pada Selasa (22/12/2020), larangan impor batu bara Australia membuat beberapa kota-kota di China mati listrik.

Diketahui sejak November 2020, Chinamenghentikan kapal yang membongkar batu bara termal Australia.

Baca Juga: 44 Tahun Dikirim ke Bulan, Robot Buatan China Ini Akhirnya Kembali Pulang ke Bumi, Apa yang Berhasil Didapatkannya dari Bulan?

Padahal batu bara itu merupakan pasokan listrik untukprovinsi Zheijiang, Hunan dan Jiangxi di China.

Senjata makan tuan itu lantas memaksa jutaan penduduk di belasan kota dan gedungperkantoran untuk membatasi penggunaan listrik mereka.

Situasi semakin memburuk ketika lampu jalan juga dimatikandi kota Yiwu di provinsi Zheijiang timur China.

Ini karenapabrik-pabriksedang bekerja paruh waktu.

Di kota pesisir Wenzhou, otoritas Partai Komunis China setempat telah menuntut para pebisnis menahan diri untuk tidakmenggunakan pemanaskantor mereka kecuali suhu mendekati titik beku.

Provinsi Hunan,China Selatan, dibanjiri laporan di platform media sosial Weibo tentang pekerja di Changsha yang harus menaiki puluhan anak tangga setelah lift ditutup.

"Saya tidak pernah mengalami begitu banyak kesulitan pergi ke kantor," kata seorang pekerja kantor yang berbasis di Changsha.

Dia terjebak di lift selama 40 menit pekan lalu karena kekurangan listrik.

Meskipun laporan media tersebar luas, Zhao Chenxin, sekretaris jenderal Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China, membantah konsumsi listrik rumah tangga telah terpengaruh di provinsi Hunan, Zheigiang atau Jiangxi yang berdampingan.

"Secara umum, harap percaya bahwa kemampuan kami untuk memastikan pasokan energi yang stabil bukanlah masalah," katanya dalam konferensi pers.

Baca Juga: Tak Disadari Keberadannya Selama Puluhan Tahun, Penduduk China Gempar Ada Patung Budha Setinggi 10 Meter Terkubur di Bawah Gedung Ini, Terungkap Ini Misteri di Baliknya

Hingga November 2020, 66 kapal yang membawa batu bara termal Australia telah dicegah untuk membongkar kargo, data dari kawat berita keuangan Bloomberg dan kelompok analisis komoditas Kpler menunjukkan.

Bulan lalu, Beijing memblokir impor batu bara Australia, yang mengakibatkan 80 kapal yang membawa lebih dari 1,1 miliar US Dollar kargo terdampar di lepas pantai China.

Ini karena mereka tidak diizinkan untuk berlabuhatau beberapa kapal malah langsung diminta untukpergi.

Akibat kondisi ini, hampir lima bulan puluhan kapal terdampar dan puluhan kru tidak bisa pulang.

Kondisi semakin memburuk karena saat ini sedang pandemi virus corona.

Sampai ada satu di mana salah satu krumencoba bunuh diri di atas kapal. Ini karena setiap orang menjadi sangat frustrasi dan marah.

Tahun lalu, sebelum pandemi Covid global, China membeli ekspor batu bara termal Australia senilai 7 miliar US Dollar

Australia memasok China dengan 57 persen kebutuhan batu bara termalnya, dengan kekuatan Komunis menjadi mitra dagang dan pasar ekspor terbesar Australia.

Baca Juga: Sudah Habis Kesabaran Lihat Kapal China Ngeyel danKeruk Kekayaandi Laut China Selatan, Amerika Beri PeringatanPakai Cara Kasar Ini, 'Konflik Mungkin Terjadi, Waspada!'

Artikel Terkait