Melansir The Economic Times, ketidaksepakatan ini terlihat dari pertemuan tahunan dua negara telah ditunda terus-terusan.
Rupanya, ketidaksepakatan yang serius telah muncul antara dua negara.
Hal ini berasal dari proyek pembangunan rel kereta api Main Line 1 (ML-1) dan zona ekonomi istimewa di bawah CPEC.
ML-1 disebutkan sebagai proyek CPEC terbesar, memiliki nilai sebesar 6.8 miliar Dollar (Rp 96 Triliun).
China diharapkan meminjamkan sebanyak 6 miliar Dollar atau sekitar Rp 85 Triliun, dengan Pakistan ingin meminjam ditambah bunga kurang dari 3%.
Namun China keberatan meminjamkan uang untuk ML-1, ada ketakutan jika politikus lokal akan menunda pelunasan utang dan pengembalian investasi itu ke China.
CPEC diatur oleh Komite Kerjasama Gabungan (JCC), yang merupakan kepemimpinan gabungan oleh menteri Pakistan untuk perencanaan, pengembangan dan inisiatif spesial.
Sementara dari China adalah wakil ketua Komisi Reformasi dan Perkembangan Nasional.