Find Us On Social Media :

Petaka Donald Trump Menanti, Lakukan Dosa Ini Saat Menjadi Presiden, Donald Trump Sempat Terancam Mendapat Hukuman Mati Hingga Diincar Negara Ini

By Afif Khoirul M, Sabtu, 23 Januari 2021 | 11:29 WIB

Donald Trump akan bongkar misteri Covid-19.

Intisari-online.com - Saat ini Donald Trump telah resmi meninggalkan jabatannya sebagai Presiden Amerika.

Kini dirinya hanyalah warga sipil biasa, perlindungannya pun tidak ekslusif seperti saat menjadi Presiden AS.

Sementara itu, selama menjabat sebagai Presiden Amerika, banyak hal besar telah dilakukan Trump.

Mulai denuklirisasi Korea Utara, hingga melakukan serangkaian tindakan di Timur Tengah.

Baca Juga: Kegirangan Tahu Donald Trump Resmi Lengser, Iran Langsung Dekati Joe Biden di Hari Pertamanya Menjabat, Bahas Pembicaraan Rahasia Ini yang Buat Israel Waspada

Sebelumnya Trump juga pernah terancam hukuman mati, pada awal tahun ini.

Laporan yang dimuat Daily Express Kamis (7/1/21), mengatakan Irak pernah mengajukan surat perintah penangkapan Donald Trump.

Dia dituduh melakukan pembunuhan berencana, sebuah kejahatan yang pantas diganjar dengan hukuman mati di negara Timur Tengah itu.

Surat perintah itu dikeluarkan oleh Dewan Kehakiman Tertinggi Irak, dengan pernyataan "hakim mencatat pernyataan menggugat dari keluarga Abu Mahdi al Muhandis." 

Baca Juga: Hampir Semua Presiden Amerika Tak Mengampuni Dosanya, Penjahat Ini Malah Mendapat Ampunan Donald Trump, Langsung Menagis Mengetahuinya

Surat perintah itu dikeluarkan juga terkait dengan pembunuhan jenderal militer Iran Qasem Soleimani dan pempin Irak Abu Mahdi al-Muhandis tahun lalu.

Surat perintah itu dikeluarkan oleh pengadilan di Bagdad, tepat saat terjadi kerusuhan di gedung Capitol Hill.

Sementara itu, tak hanya Irak yang memendam dendam pada Amerika, Iran pun demikian.

Setelah meninggalkan gedung putih, Donald Trump masih menjadi sasaran balas dendam oleh Iran.

"Pembunuh Soleimani harus dihukum. Balas dendam akan datang pada waktu yang tepat," kata Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran memposting kata-kata ini di Twitter.

Bersamaan dengan ancaman Khamenei adalah gambar seorang pria bermain golf dengan penampilan yang mirip dengan Trump.

Diduga, pria di foto itu sedang diincar oleh drone.

Sementara, apa yang dilakukan Tuan Trump pada hari pertama, saat dia tidak lagi duduk sebagai Presiden adalah bermain golf.

Baca Juga: Kebenciannya pada Donald Trump Sudah Mendarah Daging, Walau Tak Lagi Jadi Presiden Amerika, Dia Tetap Jadi Sasaran Utama Balas Dendam Iran, Terkuak Karena Bukti Ini

Namun, saat bermain golf di lapangan klub West Palm Beach, Trump mengenakan kemeja putih, topi merah.

Pedangkan pria dalam foto yang diposting oleh pemimpin Iran itu mengenakan kemeja merah dan topi merah.

Tidak ada tindakan luar biasa dari Iran, setelah Khamenei mengajukan tuntutan balas dendam kepada Jenderal Soleimani.

Dinas Rahasia AS mengatakan Trump masih sangat dilindungi setelah meninggalkan Gedung Putih.

Sebelum dia tidak lagi menjadi presiden, Trump juga menginstruksikan Dinas Rahasia AS untuk melindungi anak dan cucunya selama enam bulan lagi.

Di bawah hukum AS, hanya mantan presiden dan istrinya yang menikmati perlindungan seumur hidup dari Secret Service.

Namun, tidak ada peraturan yang menghalangi Trump untuk menginstruksikan Dinas Rahasia AS untuk menambah waktu perlindungan bagi anak dan cucunya.

Awal bulan ini, Twitter menghapus postingan Khamenei.

Baca Juga: Baru Saja Tinggalkan Gedung Putih, Trump Sudah Diancam Iran Tentang Balas Dendam yang Tak Bisa Dihindari

Dalam artikel tersebut, Pemimpin Tertinggi Iran mengklaim bahwa vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh AS dan Inggris tidak dapat diandalkan dan dapat "mencemari negara lain".

Selama empat tahun kepresidenan Trump, hubungan AS-Iran telah memburuk.

Trump memutuskan untuk menarik AS dari perjanjian nuklir pada 2015 dan meningkatkan lebih banyak sanksi dan embargo, menyebabkan kerusakan berat pada ekonomi Iran.

Pada 20 Januari, Iran meminta pemerintahan baru AS untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir dan menyatakan kegembiraannya ketika Trump meninggalkan jabatannya.

Biden mengatakan AS akan bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir jika Iran secara ketat mengikuti persyaratan.