Intisari-Online.com - Joe Biden resmi dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) pada Rabu (23/1/2021) kemarin.
Sehari setelah dilantik, Biden langsung melakukan beberapa perubahan dalam kebijakan AS.
Salah satunya seperti membawa AS bergabung lagi dengan Perjanjian Iklim Paris dan menghentikan larangan perjalanan ke negara Muslim.
Tak sampai disitu, Biden juga dilaporkan telah menghubungi sejumlah negara yang bermusuhan dengan AS.
Di antara mereka yang mencoba menghubungi Biden, ada nama Iran.
Apa yang mereka bicarakan?
Dilansir darisputniknews.com pada Sabtu (23/1/2021),Presiden Iran Hassan Rouhani telahmengucapkan selamat tinggal kepadamusuh besarnya, Donald Trump.
Setelah itu, diameminta Joe Biden untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran.
Rouhani mengatakan kini semua hal ada di tangan Biden.
Teheran telah menyatakan kesediaan untuk kembali ke kewajibannya berdasarkan kesepakatan tersebut.
Tentu saja dengan catatan selama Washington tidak mencoba memasukkan kondisi baru ke dalam perjanjian tersebut.
Anggota tim Biden sendiri telah bernegosiasi dengan rekan-rekan Iran mereka tentang prospek kembalinya AS ke kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) selama sekitar tiga minggu sekarang.
Bahkan pembicaraan tersebut sudah berlangsung bahkan ketika Trump masih menjadi presiden.
Le Figaro, surat kabar Prancis, telah melaporkan sumber dikatakan memiliki 'akses ke lingkaran kekuasaan di Teheran'.
"Diskusi berlangsung di New York antara Majid Takht Ravanchi, perwakilan Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan utusan AS dari pemerintahan Biden," kata sumber itu.
“Kami akan segera tahu apakah diskusi ini berhasil atau tidak.”
Sumber tersebut juga menentukan tujuan diskusi, mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk memperbaikihubungan dankemungkinan kembalinya AS ke kesepakatan.
Selain itu, pembicaraan kedua negara juga difokuskan pada pencabutan sanksi AS terhadap Iran yang diberlakukan pada 2018 setelah Presiden Trump menarik AS dari perjanjian tersebut.
Pada 20 Januari, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang berhasil melobi Trump untuk mundur dari JCPOA, mengatakan melalui Twitter bahwa ia berharap dapat bekerja sama dengan Biden.
Netanyahu ingin lebih memperkuat aliansi AS-Israel dan untuk menghadapi tantangan bersama,yang di antaranya ancaman yang ditimbulkan oleh Iran.
Di sisi lain, dalam pidatonya pada Hari Pelantikan, Presiden Rouhani dari Iran berjanji bahwa negaranya akan "sepenuhnya menghormati komitmen kami" di bawah perjanjian nuklir.
Tentu jika pemerintahan Biden bersedia melakukan hal yang sama dan bergabung kembali dengan perjanjian tersebut.
Iran, Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Prancis, Jerman, dan Uni Eropa menandatangani JCPOA pada tahun 2015.
Dengan perjanjian yang menjanjikan pencabutan sanksi internasional terhadap Teheran sebagai imbalan atas komitmen Republik Islam untuk mengurangi cakupan program nuklirnya dan berjanji untuk tidak membangun senjata nuklir.